kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Studi terbaru: Berbicara bisa menyebarkan virus corona sebanyak batuk


Senin, 25 Januari 2021 / 17:30 WIB
Studi terbaru: Berbicara bisa menyebarkan virus corona sebanyak batuk


Sumber: The Guardian | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Berbicara dengan seorang teman ketika terinfeksi virus corona baru bisa sama berbahayanya dengan batuk di dekat mereka, menurut penelitian.

Covid-19 dapat menyebar melalui sejumlah rute, termasuk tetesan yang mengandung virus yang keluar saat orang yang terinfeksi bernapas, berbicara, atau batuk.

Faktor tersebut, yang menurut para ahli, bisa membantu menjelaskan, mengapa virus corona tampaknya menyebar lebih mudah di lingkungan dalam ruangan.

Sementara tetesan besar jatuh ke tanah dalam jarak pendek, tetesan kecil yang dikenal sebagai aerosol bisa membawa virus dalam jarak lebih dari dua meter, dan bertahan lama di udara.

Sekarang, para ahli telah mengembangkan model untuk mengeksplorasi risiko yang timbul oleh tetesan besar dan aerosol, serta mencari cara untuk menguranginya. 

Baca Juga: Harus semakin waspada, WHO mencatat 7 gejala baru virus corona

Virus corona baru

Hanya butuh beberapa detik 

Hasil pengembangan model mereka menunjukkan, hanya butuh beberapa detik bagi partikel yang keluar saat seseorang yang terjangkit virus corona berbicara untuk bergerak lebih dari dua meter.

“Anda membutuhkan masker, Anda perlu menjaga jarak, dan Anda membutuhkan ventilasi yang baik, sehingga partikel-partikel ini tidak menumpuk di ruang dalam ruangan dan hilang dengan aman,” kata Prof Pedro Magalhães de Oliveira, ahli mekanika fluida di Universitas Cambridge, Inggris, seperti dikutip The Guardian.

Menulis di jurnal Proceedings of the Royal Society A, de Oliveira dan rekannya melaporkan, bagaimana mereka membuat model yang memperhitungkan ukuran tetesan yang keluar dari individu yang terinfeksi ketika mereka berbicara atau batuk, serta faktor-faktor termasuk susunan tetesan dan waktu bertahan di udara.

Mereka juga melihat risiko infeksi, dengan mempertimbangkan viral load orang yang mengidap Covid-19, dan perkiraan dosis yang diperlukan untuk menyebabkan infeksi. Perkiraan dosis mengacu pada penelitian tentang virus corona yang berbeda.

Tim de Oliveira menyimpulkan, tidak aman untuk berdiri tanpa masker yang berjarak dua meter dari orang yang terinfeksi virus corona yang sedang berbicara atau batuk. Kedua situasi tersebut menimbulkan risiko infeksi.

Baca Juga: Hati-hati, ini 4 tanda pertama Anda terjangkit virus corona



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×