Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tri Adi
Bekker akan menyulap rumah dan perkebunan tersebut menjadi hotel dengan 30 hingga 35 kamar tidur. Dilengkapi dengan spa, pusat kunjungan. Hotel ini akan menyediakan restoran dengan menggunakan produk segar yang langsung diambil dari kebun.
Tak lupa kedai kopi dengan 70 hingga 80 kursi, kolam renang. Bekker juga ingin menampilkan hutan, taman, kebun, dimana pengunjung dapat menjelajahi warisan lokal. Lantaran bakal ada pabrik keju dan sari buah apel.
Konsep ini akan menjadikan sebuah hotel dengan bangunan sejarah dengan konsep ramah lingkungan, taman dan kebun yang dapat diakses oleh pengunjung. Pengelola menargetkan dapat melayani 100.000 pengunjung per tahun.
Guna menyukseskan misinya, Bekker meminta bantuan arsitek Prancis Patrice Taravella untuk membantu mendesain hotel dan taman yang akan memiliki lebih dari 300 spesies tanaman. Hotel ini akan dikelola oleh Andrew Foulkes, mantan manajer hotel Abbey di Bath dan Cateys, Ia dinobatkan sebagai Manager of the Year 2017. Hotel ini diharapkan dapat dibuka pada April 2019 ini.
Artinya taman ini akan dibuka untuk umum untuk pertama kalinya sejak rumah itu dijual pada 2012. Bersama dengan museum taman yang baru dan dibangun khusus.
Bekker menikahi Karen Roos yang juga memiliki pengalaman pekerjaan di media. Roos merupakan editor South African dcor magazine. Bekker memiliki dua orang anak. Agar dapat menyeimbangi kehidupan pekerjaan dan keluarga, Bekker selalu memiliki prinsip untuk tidak membicarakan bisnis di dalam rumah.
Penting untuk memiliki keseimbangan dalam hidup Anda dan tidak menganggap gelar sebagai CEO terlalu serius. Orang-orang yang tidak bisa memisahkan kehidupan kerja dan rumah, cepat atau lambat akan menjadi kacau," ujar Bekker. Orang tajir ke-8 di Benua hitam ini gemar menonton siaran dari The History Channel. Di saat luang ia membaca buku tema biografi, teknologi, serta novel.
(Selesai)