Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Departemen Keuangan Amerika Serikat melaporkan surplus anggaran sebesar US$258 miliar pada April 2025, meningkat sebesar 23% atau sekitar US$49 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Lonjakan ini terutama didorong oleh penerimaan pajak individu yang kuat di bulan terakhir musim pelaporan pajak serta rekor penerimaan dari tarif impor.
Tarif Impor Pecahkan Rekor: Pendapatan Harian Capai US$500 Juta
Pada bulan April saja, penerimaan dari bea masuk (customs duties) tercatat sebesar US$16 miliar, meningkat hampir dua kali lipat dari US$7 miliar pada April 2024. Angka ini melampaui rekor sebelumnya sebesar US$9,6 miliar yang dicatat dua tahun lalu.
Baca Juga: Kabar Baik! Kesepakatan Tarif AS-China Redakan Ancaman Resesi
Kenaikan besar ini dipicu oleh kebijakan Presiden Donald Trump yang memberlakukan tarif setinggi 145% pada barang-barang asal Tiongkok serta minimal 10% untuk barang impor dari negara lain.
Berdasarkan data ini, AS berhasil mengumpulkan rata-rata lebih dari US$500 juta per hari dari tarif tersebut.
“Presiden Trump menyebutkan penerimaan tarif mencapai US$2 miliar per hari, namun data resmi Treasury menunjukkan angka aktual sekitar seperempatnya,” jelas seorang analis fiskal.
Penyesuaian Tarif: Sinyal Pelonggaran Perang Dagang AS-Tiongkok
Namun, pendapatan tarif yang tinggi tersebut diprediksi akan menurun drastis setelah tercapainya kesepakatan akhir pekan lalu antara Amerika Serikat dan Tiongkok untuk sementara meringankan tarif satu sama lain.
AS menyepakati pemangkasan tarif dari 145% menjadi 30% selama 90 hari, sementara Tiongkok menurunkan tarif atas barang-barang AS dari 125% menjadi 10%.
Langkah ini bertujuan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dalam perang dagang yang dapat berdampak pada inflasi dan stabilitas perdagangan global.
Penerimaan dari pajak individu yang tidak dipotong langsung dari gaji naik sebesar 16%, mencapai US$460 miliar, menjadi kontributor utama dalam surplus April.
Meski demikian, pengembalian dana pajak (tax refunds) juga naik sebesar 16%, mencapai US$86 miliar, sehingga menurunkan total penerimaan bersih bulan itu menjadi US$850 miliar.
Baca Juga: Harga Mobil Baru di AS Melonjak Tajam Akibat Tarif Impor Trump
Defisit Fiskal Tujuh Bulan Pertama Naik 23%
Untuk tujuh bulan pertama tahun fiskal 2025 (Oktober 2024 hingga April 2025), defisit anggaran AS mencapai US$1,049 triliun, naik US$194 miliar atau 23% dari tahun sebelumnya.
Angka ini merupakan hasil dari penerimaan sebesar US$3,110 triliun dan pengeluaran sebesar US$4,159 triliun, keduanya merupakan rekor tertinggi untuk periode tersebut.
Namun, pejabat Treasury menegaskan bahwa defisit sebenarnya bisa lebih tinggi sekitar 4% setelah memperhitungkan perbedaan kalender serta US$85 miliar dalam penerimaan pajak yang ditangguhkan dari California di tahun fiskal sebelumnya.
Komposisi Penerimaan dan Pengeluaran: Fokus pada Program Sosial dan Bunga Utang
Komponen penerimaan utama berasal dari pajak penghasilan karyawan (withholding tax), yang naik 6% menjadi US$2,145 triliun, menyumbang mayoritas dari total penerimaan negara.
Pengeluaran pemerintah meningkat 9% secara tahunan, terutama dipicu oleh:
-
Program Medicare naik 16% menjadi US$658 miliar
-
Program Medicaid naik 6% menjadi US$378 miliar
-
Jaminan Sosial naik 9% menjadi US$945 miliar
-
Pembayaran bunga utang naik 10% menjadi US$684 miliar
Baca Juga: Soal Tawaran Jet Mewah Jumbo dari Qatar, Trump: Bodoh Jika Menolak Pesawat Gratis!
Faktor utama di balik peningkatan pengeluaran ini adalah peningkatan jumlah peserta dan biaya layanan dalam program kesehatan federal, serta dampak kenaikan suku bunga terhadap beban bunga utang negara.
Pejabat Treasury mencatat bahwa rata-rata tertimbang suku bunga bulanan berada di angka 3,29%, naik 6 basis poin dari April 2024, namun relatif stabil dalam lima bulan terakhir.