Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Syrah Resources asal Australia menyatakan pada Senin (17/11/2025) bahwa perusahaan telah sepakat dengan Tesla untuk kembali memperpanjang tenggat waktu penyelesaian dugaan wanprestasi dalam perjanjian pasokan grafit mereka.
Ini merupakan perpanjangan kedua dalam dua bulan terakhir, di tengah upaya Syrah menjaga keberlangsungan operasionalnya di Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Ekonomi Jepang Kontraksi untuk Pertama Kalinya dalam Enam Kuartal
Tesla, yang dipimpin Elon Musk, mengeluarkan pemberitahuan wanprestasi pada Juli setelah Syrah disebut gagal mengirimkan sampel material anoda aktif yang sesuai spesifikasi dari fasilitas pemrosesannya di Louisiana untuk kebutuhan baterai kendaraan listrik Tesla.
Syrah mengatakan bahwa tenggat awal pada 16 September, yang sebelumnya telah diperpanjang hingga 15 November, kini kembali diperpanjang hingga 16 Januari 2026.
“Meski Syrah tidak menerima bahwa pihaknya berada dalam kondisi wanprestasi dalam perjanjian offtake, kedua belah pihak sepakat memperpanjang batas waktu penyelesaian hingga 16 Januari 2026,” ujar perusahaan dalam pernyataan resmi.
Kontrak Syrah dengan Tesla yang diteken pada 2021 menargetkan pasokan 8.000 ton material anoda grafit selama empat tahun dari pabrik Syrah di Vidalia, Louisiana.
Baca Juga: Harga Bitcoin Ambruk ke Posisi Terendah dalam 6 Bulan: Apa Penyebabnya?
Fasilitas tersebut merupakan satu-satunya produsen material anoda skala besar yang terintegrasi secara vertikal di luar China, menjadikannya bagian penting dari upaya AS mengurangi ketergantungan terhadap pasokan grafit dari China yang mendominasi pasar global.
Syrah menyebut bahwa berdasarkan ketentuan perjanjian, Tesla memiliki hak untuk mengakhiri kontrak jika proses kualifikasi akhir material anoda dari fasilitas Vidalia tidak tercapai pada 9 Februari 2026.
Tesla belum memberikan komentar atas permintaan tanggapan dari Reuters.
Baca Juga: Bursa Saham Australia Turun ke Level Terendah dalam 4 Bulan, Terseret Saham Tambang
Dalam pengumuman terpisah, Syrah menyampaikan bahwa anak perusahaannya telah menerima dana US$ 8,5 juta dari pinjaman senilai US$ 150 juta yang diberikan oleh United States International Development Finance Corporation (DFC).
Dana tersebut mendukung operasi tambang grafit Syrah di Balama, Mozambique, yang sempat terganggu tahun lalu akibat aksi protes nasional.













