Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TAIPEI.Taiwan menyatakan kekhawatiran mereka kepada Menteri Kesehatan Amerika Serikat (AS) Alex Azar yang tengah berkunjung ke pulau tersebut di awal pekan ini.
Diplomat top Taiwan mengatakan, mereka berada di posisi sulit karena China menekan pulau demokratis ini menerima kondisi untuk diubah menjadi Hong Kong berikutnya (next Hong Kong).
Mengutip Reuters, Selasa (11/8), Azar tiba di Taiwan pada hari Minggu sebagai pejabat tingkat tertinggi AS yang berkunjung dalam empat dekade, perjalanan yang dikutuk oleh China yang mengklaim pulau itu sebagai miliknya.
Baca Juga: Menkes AS sampaikan dukungan kuat ke Taiwan dalam lawatannya ke Taipei
Jet tempur China pada hari Senin secara singkat melintasi garis median Selat Taiwan yang sensitif, dan dilacak rudal anti-pesawat Taiwan. Aksi Beijing ini dinilai Taipei sebagai pelecehan.
Perjalanan Azar ke Taiwan juga bertepatan dengan tindakan keras lebih lanjut di Hong Kong yang diperintah China, di mana pada Senin polisi menangkap taipan media Jimmy Lai di bawah undang-undang keamanan nasional baru yang ketat.
"Hidup kami menjadi semakin sulit karena China terus menekan Taiwan agar menerima kondisi politiknya, kondisi yang akan mengubah Taiwan menjadi Hong Kong berikutnya," kata Menteri Luar Negeri Joseph Wu pada pertemuan media bersama dengan Azar di Taipei.
China telah mengusulkan model otonomi "satu negara, dua sistem" untuk membuat Taiwan menerima aturannya, seperti yang digunakan di Hong Kong. Proposal tersebut telah ditolak di Taiwan oleh semua partai besar dan pemerintah.
Baca Juga: Berpotensi diserang Pembom AS, begini persiapan pertahanan udara China
Wu mengatakan Taiwan beruntung memiliki teman seperti Azar di Amerika Serikat untuk membantu memperjuangkan ruang internasional Taiwan.
“Kami tahu ini bukan hanya tentang status Taiwan, tetapi tentang mempertahankan demokrasi dalam menghadapi agresi otoriter. Taiwan harus memenangkan pertempuran ini agar demokrasi menang," smbungnya.
Washington memutuskan hubungan resmi dengan Taipei pada 1979 untuk mendukung Beijing tetapi masih menjadi pemasok senjata terbesar Taiwan.
Pemerintahan Trump telah memperkuat dukungannya untuk pulau demokrasi sebagai prioritas karena hubungan dengan China memburuk atas berbagai masalah termasuk hak asasi manusia dan perdagangan.
Baca Juga: Militer China bersiap menghadapi pertempuran sengit dengan AS di Laut China Selatan
Azar berada di Taiwan untuk tidak hanya menawarkan dukungan pemerintah untuk demokrasi, tetapi juga untuk mempelajari perjuangannya yang sukses melawan pandemi virus corona. Taiwan mempertahankan angka infeksinya rendah berkat upaya pencegahan dini dan efektif.
Azar mengatakan dunia harus mengakui pencapaian kesehatan Taiwan, menyinggung pengecualian Taiwan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena keberatan China, yang menganggap Taiwan hanyalah provinsi yang bandel.
“Apalagi saat terjadi pandemi, tapi setiap saat, organisasi internasional tidak boleh menjadi tempat bermain politik. Mereka harus menjadi tempat untuk dialog dan kerjasama yang konstruktif dan terbuka," tuturnya.
Baik China dan WHO mengatakan Taiwan telah diberikan bantuan yang dibutuhkan selama pandemi.