Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Taiwan saat ini masih belum menerima undangan pertemuan utama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang akan digelar pekan ini. Taipe mengklaim, ada campur tangan China.
Pertemuan WHO pekan ini akan fokus membahas mengenai upaya penanganan pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia.
Perwakilan Amerika Serikat (AS) di WHO minggu lalu telah mendesak Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus untuk mengundang Taiwan. Tetapi, WHO justru memerintahkan Taiwan untuk datang ke Majelis Kesehatan Dunia (WHA).
Pada Minggu (8/11), Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan, pihaknya belum menerima undangan ke pertemuan virtual WHO yang akan dihadiri 194 negara anggota.
Baca Juga: Trump kalah dari Biden, Taiwan kini ketar-ketir soal nasibnya melawan China
"Kementerian Luar Negeri mengungkapkan penyesalan dan ketidakpuasan yang kuat atas hambatan China terhadap Taiwan yang berpartisipasi dalam WHO," tulis Kementerian Luar Negeri Taiwan dalam pernyataannya, seperti dikutip Reuters.
"Dan, WHO yang terus mengabaikan kesehatan dan hak asasi manusia dari 23,5 juta orang Taiwan," imbuh mereka.
Taipe menilai ada alasan politis di balik tidak diundangnya Taiwan dalam pertemuan tersebut. Menurut Kementerian Luar Negeri Taiwan, perilaku tersebut tidak sesuai dengan visi WHO, “health for all”.
Sampai saat ini Taiwan masih sulit mendapatkan akses menuju sebagian besar organisasi internasional, termasuk WHO, karena ada keberatan dari China.
Baca Juga: Pesawat tempur China masuki Selat Taiwan sebanyak 25 hari selama Oktober
China merasa bahwa Taiwan masih merupakan salah satu provinsinya dan tidak memiliki hak sebagai suatu negara yang berdaulat.
AS sebagai pendukung utama Taiwan, belakangan ini telah melakukan lobi-lobi ke WHO agar Taiwan bisa ikut serta dalam pertemuan. Upaya tersebut jelas membuat China geram.
Pada Jumat (6/11), perwakilan China di PBB mengecam upaya AS tersebut dan mengatakan bahwa Taiwan boleh saja ambil bagian dalam pertemuan organisasi internasional asal bersedia mengakui bagian dari China, sebuah syarat yang tidak mungkin dituruti Taipe.
WHO sendiri menegaskan, pihaknya telah bekerjasama dengan Taiwan dalam berbagai masalah kesehatan termasuk pada aspek pandemi, dan bahwa pulau tersebut telah diberikan bantuan yang dibutuhkannya.