Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Meskipun latihan perang pekan lalu hanya berlangsung sehari, aktivitas militer China terus berlanjut. China belum pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai Taiwan.
Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan pada hari Rabu bahwa kelompok kapal induk China melewati Selat Taiwan, bergerak ke arah utara setelah melewati perairan dekat Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan. Armada tersebut dipimpin oleh Liaoning, kapal induk tertua dari tiga kapal induk Cina.
Kapal-kapal China terpantau pada Selasa malam dan Taiwan mengawasi pergerakan armada tersebut. Kepulauan Pratas terletak di ujung utara Laut China Selatan. Kementerian Pertahanan China belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait aktivitas ini.
Baca Juga: Xi Jinping Memperingatkan Rakyat China Soal Tantangan Berat pada Masa Depan
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengatakan bahwa karena Taiwan adalah bagian dari wilayah China, "tidak ada yang lebih normal daripada kapal induk China beroperasi di wilayah dan perairan mereka sendiri."
Kapal induk Liaoning juga terlibat dalam latihan perang yang sama pekan lalu di dekat Taiwan. Saat itu, Taiwan melaporkan bahwa Liaoning beroperasi di lepas pantai tenggara pulau tersebut dan meluncurkan pesawat dari geladaknya.
Bulan lalu, Jepang juga melaporkan bahwa kapal induk yang sama memasuki perairan terdekat mereka untuk pertama kalinya.
China telah beberapa kali mengarungi Selat Taiwan yang strategis, termasuk pada Desember lalu, sebelum Taiwan mengadakan pemilihan umum.
Baca Juga: Taiwan Bunyikan Alarm Kencang Terait Ancaman Militer Baru dari China
China mengklaim bahwa mereka memiliki yurisdiksi tunggal atas selat yang lebarnya sekitar 180 km tersebut, yang merupakan jalur utama perdagangan internasional. Namun, Taiwan dan Amerika Serikat membantah klaim ini, dengan menyatakan bahwa Selat Taiwan adalah jalur air internasional.
Angkatan Laut AS secara rutin melewati selat ini untuk menegaskan hak kebebasan navigasi. Negara-negara sekutu lainnya, seperti Kanada, Jerman, dan Inggris, juga telah melakukan misi serupa, yang memicu kemarahan Beijing.
Taiwan juga khawatir tentang penggunaan penjaga pantai China dalam latihan perang terakhir, terutama jika kapal sipil Taiwan diinspeksi sebagai bagian dari upaya Beijing untuk menegaskan otoritas hukumnya di selat tersebut.
Baca Juga: China Marah Besar kepada Jerman, Ini Penyebabnya
Penjaga pantai Taiwan, dalam laporan kepada parlemen, menyatakan bahwa jika hal ini terjadi, kapal mereka akan merespons dengan prinsip "tidak memprovokasi tetapi tidak mundur," dan akan menghentikan tindakan tersebut dengan segala kekuatan.