kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.501.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.700   -85,00   -0,51%
  • IDX 8.647   2,68   0,03%
  • KOMPAS100 1.194   -2,61   -0,22%
  • LQ45 847   -5,47   -0,64%
  • ISSI 309   -0,04   -0,01%
  • IDX30 437   -2,15   -0,49%
  • IDXHIDIV20 510   -4,16   -0,81%
  • IDX80 133   -0,62   -0,47%
  • IDXV30 139   0,36   0,26%
  • IDXQ30 140   -0,77   -0,54%

Taiwan Tetap Waspada Meski Kapal Perang China Mulai Menjauh Usai Latihan Militer


Rabu, 31 Desember 2025 / 15:17 WIB
Taiwan Tetap Waspada Meski Kapal Perang China Mulai Menjauh Usai Latihan Militer
ILUSTRASI. Militer China (via REUTERS/EASTERN THEATRE COMMAND). Taiwan masih menetapkan status siaga tinggi pada Rabu (31/12/2025), sehari setelah China menggelar latihan militer besar-besaran.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  TAIPEI. Taiwan masih menetapkan status siaga tinggi pada Rabu (31/12/2025), sehari setelah China menggelar latihan militer besar-besaran di sekitar pulau tersebut yang memicu kekhawatiran internasional.

Penjaga Pantai Taiwan menyatakan pusat tanggap darurat maritim tetap beroperasi untuk memantau pergerakan kapal-kapal China.

Latihan bertajuk Justice Mission 2025 itu melibatkan puluhan roket yang ditembakkan ke arah perairan Taiwan, serta pengerahan banyak kapal perang dan pesawat tempur.

Aksi militer ini menuai kritik dari sekutu-sekutu Barat yang menilai langkah Beijing sebagai bentuk ancaman terhadap stabilitas kawasan.

Baca Juga: Tegang! China Buntuti Kapal Perang Kanada dan Australia di Selat Taiwan

Pemerintah Taiwan mengecam keras manuver tersebut sebagai provokasi terang-terangan dan ancaman terhadap keamanan regional.

Meski sebagian kapal China dilaporkan mulai menjauhi Taiwan, Beijing belum secara resmi menyatakan latihan militer tersebut selesai.

"Situasi maritim mulai mereda dengan kapal-kapal berangsur pergi. Namun karena China belum mengumumkan berakhirnya latihan, pusat tanggap darurat tetap beroperasi," ujar Kepala Dewan Kelautan Taiwan Kuan Bi-ling lewat Facebook.

Seorang pejabat Penjaga Pantai Taiwan menambahkan seluruh 11 kapal penjaga pantai China yang sempat berada di perairan dekat Taiwan telah meninggalkan area dan terus menjauh. Pusat tanggap darurat militer dan penjaga pantai pun tetap waspada.

Baca Juga: Lima Kapal Riset China Muncul di Pasifik Saat AS Gencarkan Latihan Militer

Dua sumber keamanan regional menyebut lebih dari 90 kapal perang serta kapal penjaga pantai China tengah beroperasi di kawasan perairan sekitar, termasuk Laut China Selatan dan Laut China Timur.

Jumlah tersebut meningkat sejak awal pekan ini sebagai bagian dari unjuk kekuatan maritim terbesar dalam beberapa bulan terakhir.

Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan 77 pesawat militer dan 25 kapal perang serta kapal penjaga pantai China terdeteksi dalam 24 jam terakhir. Sebanyak 35 di antaranya melintasi garis median Selat Taiwan yang selama ini menjadi batas tak resmi kedua pihak.

Respons Internasional dan Sikap Beijing

Di tengah memanasnya situasi, para duta besar anggota Quad, Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan India, mengadakan pertemuan Selasa (30/12/2025). Duta Besar AS David Perdue menyebut melalui akun X bahwa Quad akan terus berupaya menjaga kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, meski tak memberikan rincian lebih lanjut.

Latihan berskala besar ini bahkan menyebabkan puluhan penerbangan domestik Taiwan dibatalkan dan membuat militer harus mengerahkan pesawat tempur serta kapal perang untuk patroli. Pasukan darat Taiwan juga melakukan latihan respons cepat di berbagai titik penting.

Juru Bicara Kantor Urusan Taiwan di Beijing, Zhang Han, menyebut latihan itu sebagai langkah penting dan adil untuk menjaga kedaulatan serta integritas wilayah China. Latihan ini, menurutnya, menjadi peringatan keras bagi pihak pendukung kemerdekaan Taiwan dan campur tangan pihak asing.

Baca Juga: China Beli 12 Juta Ton Kedelai AS, Tanda Perang Dagang Mulai Mereda

Media pemerintah China, Xinhua, menulis bahwa latihan ini menunjukkan kemampuan militer China untukmengepung dan menekan kelompok separatis di Taiwan sekaligus menghalangi campur tangan eksternal.”

Namun sejumlah analis menilai Beijing masih berhitung matang. “China memang sering menggertak dengan retorika keras, tapi memulai perang akan sangat mahal bagi mereka,” kata Lyle Goldstein, Direktur Program Asia di Defense Priorities, sebuah lembaga kajian kebijakan di AS.

China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuatan militer untuk mengambil alih pulau tersebut. Taiwan menegaskan bahwa mereka adalah negara demokratis yang berhak menentukan masa depannya sendiri.

Selanjutnya: Apa yang Terjadi jika Konsumsi Makanan Cepat Saji Setiap Hari?

Menarik Dibaca: Apa yang Terjadi jika Konsumsi Makanan Cepat Saji Setiap Hari?




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×