Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Taiwan tidak mencari konfrontasi militer, tetapi akan melakukan apa pun untuk mempertahankan kebebasannya, Presiden Tsai Ing-wen mengatakan pada Jumat (8/10), di tengah meningkatnya ketegangan dengan China yang telah memicu kekhawatiran di seluruh dunia.
Taiwan, yang diklaim oleh China sebagai wilayahnya sendiri, melaporkan hampir 150 pesawat Angkatan Udara China terbang ke zona pertahanan udaranya selama empat hari berturut mulai Jumat (1/10) pekan lalu, meskipun misi tersebut telah berakhir.
Taipe telah mengeluh selama lebih dari satu tahun terakhir atas kegiatan semacam itu, yang dipandangnya sebagai "perang zona abu-abu", yang dirancang untuk melemahkan angkatan bersenjata Taiwan dan menguji kemampuan mereka untuk merespons.
"Taiwan tidak mencari konfrontasi militer," kata Tsai dalam forum keamanan di Taipei, seperti dikutip Reuters.
“Kami berharap untuk hidup berdampingan secara damai, stabil, bisa diprediksi, dan saling menguntungkan dengan tetangga. Tetapi, Taiwan juga akan melakukan apa pun untuk mempertahankan kebebasan dan cara hidup demokratisnya,” tegas dia.
Baca Juga: Tahun 2025, China mampu melakukan serangan skala penuh ke Taiwan
China mengatakan, pihaknya bertindak untuk melindungi keamanan dan kedaulatannya, dan telah menyalahkan Amerika Serikat, pendukung internasional terpenting dan pemasok senjata Taiwan, atas ketegangan saat ini.
Tsai menyatakan, kemakmuran di Indo-Pasifik membutuhkan lingkungan yang damai, stabil dan transparan, serta ada banyak peluang di kawasan ini.
"Tapi, China juga membawa ketegangan baru dan kontradiksi sistemik yang bisa berdampak buruk pada keamanan internasional dan ekonomi global jika tidak ditangani dengan hati-hati," ujarnya.
Taiwan akan bekerjasama dengan negara-negara regional lainnya untuk memastikan stabilitas, Tsai menambahkan.
“Taiwan berkomitmen penuh untuk berkolaborasi dengan negara-negara lain di kawasan untuk mencegah konflik bersenjata di Laut China Timur, Laut China Selatan, dan di Selat Taiwan,” kata dia.