Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - GAZA. Israel membombardir Gaza dengan serangan udara dan militan Palestina terus melakukan tembakan roket lintas perbatasan pada Rabu (19/5), tanpa ada tanda tegas dari gencatan senjata yang akan segera terjadi.
Padahal, ada seruan internasional untuk Israel dan Palestina mengakhiri pertempuran lebih dari seminggu.
Mengutip Reuters, para pemimpin Israel mengatakan, mereka menekan dengan serangan terhadap Hamas dan Jihad Islam.
Seorang juru bicara militer Israel mengakui, dengan sekitar 12.000 rudal dan mortir di gudang senjata kedua kelompok itu di Gaza, "mereka masih memiliki cukup roket untuk ditembakkan".
Baca Juga: Amnesty International menilai Israel telah lakukan kejahatan perang di Jalur Gaza
Dua pekerja Thailand tewas dan tujuh orang terluka dalam serangan roket pada Selasa (18/5) di sebuah lahan pertanian Israel di dekat perbatasan Gaza, menurut Kepolisian Israek.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, dan Jihad Islam mengaku bertanggungjawab atas serangan roket itu.
Roket juga diluncurkan pada Rabu pagi, dengan sirene terdengar di kota pesisir Ashdod, Selatan Tel Aviv, dan di komunitas yang dekat dengan perbatasan Gaza. Tidak ada laporan kerusakan atau cedera.
217 warga Palestina tewas
Pejabat medis Gaza mengungkapkan, 217 warga Palestina tewas, termasuk 63 anak-anak, dan lebih dari 1.400 terluka sejak pertempuran pecah pada 10 Mei lalu.
Baca Juga: Bukan cuma di Gaza, Israel juga bombardir Lebanon
Sementara otoritas Israel menyebutkan, 12 orang tewas di Israel, termasuk dua anak.
Israel mengatakan, pesawat tempurnya menyerang rumah milik beberapa militan Hamas yang digunakan sebagai pusat komando atau tempat penyimpanan senjata.
Artileri Israel menembaki target di Jalur Gaza selatan, kata saksi mata.
Hampir 450 bangunan di Jalur Gaza hancur atau rusak parah, termasuk enam rumah sakit dan sembilan pusat kesehatan perawatan primer, sejak konflik dimulai, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sekitar 48.000 dari 52.000 pengungsi telah pergi ke 58 sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa.