Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Menurut Chen Kuan-ting, anggota parlemen Taiwan, langkah ini merupakan tahap awal normalisasi kehadiran militer China. Ia mengingatkan bahwa negara-negara tetangga perlu menyikapi hal ini dengan serius untuk menghindari menjadi target berikutnya.
Kementerian Pertahanan Taiwan mencatat bahwa latihan kali ini mencakup seluruh wilayah Rantai Pulau Pertama, jalur strategis yang membentang dari Jepang hingga Kalimantan. Para analis menyebut pengendalian wilayah ini dapat mencegah intervensi militer AS jika terjadi konflik.
Amerika Serikat dan Jepang, sebagai mitra keamanan utama Taiwan, belum memberikan konfirmasi detail mengenai skala operasi militer China, meskipun keduanya menyatakan kekhawatiran. Taiwan sendiri mulai menurunkan tingkat kewaspadaan dengan menutup pusat tanggap daruratnya pada Kamis malam.
Baca Juga: 47 Pesawat Militer dan 12 Kapal Angkatan Laut China Mengelilingi Taiwan
Para analis menilai latihan tanpa pengumuman ini bertujuan menciptakan ketidakpastian dan menunjukkan kemampuan militer China.
"Latihan ini menjadi pengingat akan ketidakpastian niat China," kata Drew Thompson, mantan pejabat Departemen Pertahanan AS.
Seorang diplomat keamanan regional menambahkan, pendekatan ini menekankan fokus China pada pencegahan intervensi di Rantai Pulau Pertama.
"China tampaknya mempersiapkan kekuatan penuh untuk menghadapi segala kemungkinan dalam upaya agresinya terhadap Taiwan," ujarnya.
Latihan tanpa pemberitahuan ini menegaskan perubahan strategi China sekaligus menambah tekanan bagi Taiwan dan mitra keamanannya di kawasan.