Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Perusahaan tambang China bakal kesulitan melakukan ekspansi ke negara-negara kaya akan sumber tambang seperti Australia dan Kanada. Kedua negara ini tengah memperketat investasi asing untuk sektor tambang.
Dua perusahaan China yakni Shandong Gold Mining dan Zijin Mining Group telah mendorong gelombang akuisisi dari Kanada ke Amerika Selatan, lalu ke Afrika Selatan tahun ini.
Baca Juga: Hubungan memanas, China peringatkan warganya hati-hati lakukan perjalanan ke Kanada
Kanada dan Australia baru-baru ini memperketat pembatasan investasi bagi perusahaan asing yang didukung negaranya. Kedua negara ini khawatir tergelincirnya ekonomi akibat pandemi Covid-19 akan membuat perusahaan asing itu mudah mencaplok aset-aset strategis.
Tidak ada negara yang disebutkan secara spesifik dalam pembatasan aturan itu. Namun, Gordon Houlden, mantan diplomat Kanada yang berpengalaman di China dan saat ini memimpin University of Alberta’s China Institute mengatakan, kekhawatiran itu hampir seluruhnya terkait China.
Sejumlah bankir dan analis menilai pembatasan itu akan mengurangi minat transaksi di sektor mineral strategis. Penawaran akuisisi yang dilakukan perusahaan China terhadap perusahaan lithium Australia akan menghadapi tekanan peraturan itu. Sementara bulan lalu, Goldsea Group China telah menghentikan penjajakan terhadap penambang emas Alta Metals setelah Dewan Peninjau Investasi Asing Australia (FIRB) membutuhkan banyak waktu untuk meninjau kesepakatan.
Graeme Testar, Direktur PCF Capital Group di Perth mengatakan, keputusan FIRB itu sangat mengecewakan karena penjajakan itu terkait dengan emas. "Emas tidak masuk dalam daftar mineral kritis," katanya pada Reuters, Senin (6/7).
Baca Juga: China menarik mundur pasukannya dari perbatasan yang disengketakan dengan India
Bulan lalu, FIRB mengatakan akan menyaring semua transaksi yang melibatkan investor asing yang tertarik mengakuisisi bisnis yang sensitif terhadap keamanan nasional tanpa melihat nilai transaksinya. Pada April, badan ini telah memblokir dua investasi yang dilakukan dua penambang China ke sektor mineral kritis yakni lithium dan kobalt yang banyak digunakan di bidang teknologi tinggi seperi energi terbarukan, baterai kendaraan listrik dan pertahanan.
Beberapa bankir mencermati, FIRB bisa memblokir perusahaan China, Tianqi Lithium Corp untuk menjual sebagian dari 51% sahamnya di Greenbushes Australia, tambang lithium terbesar di dunia, kepada pembeli Cina. "Pembeli China terus menunjukkan minat dan bersedia menghadapi pembatasan FIRB yang meningkat," kata Sherif Andrawes, Kepala Sumber Daya Alam global BDO.
Sementara Kanada mengatakan akan mengawasi semua investasi yang melibatkan perusahaan pelat merah negara asing. Itu dilakukan untuk mengatisipasi reiko yang semakin besar terhadap keamanan ekonomi dan nasional.
Baca Juga: Jangan asal download aplikasi, 25 aplikasi ini bisa curi data login Facebook
David Bo, mantan manajer Ivanhoe Mines mengatakan, para penambang Cina sedang mengincar penawaran di luar negeri karena adanya pembatasan eksplorasi domestik,
Shandong Gold sedang menunggu persetujuan untuk akuisisi TMAC Resources yang terdaftar di Toronto, yang mengoperasikan tambang emas di wilayah Nunavut di Arktik Kanada. Pemegang saham TMAC menyetujui kesepakatan itu bulan lalu. Tetapi lokasi Kutub Utara dari tambang Hope Bay TMAC dinilai menimbulkan kekhawatiran.
"Ada peluang yang sangat tinggi, Kanada memblokir akuisisi," kata Jonathan Miller, wakil direktur dan rekan senior di Macdonald-Laurier Institute yang berbasis di Ottawa.
Baca Juga: Pertama kali dalam 100 tahun, Australia terpaksa tutup perbatasan karena corona