Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Islandia kembali dinobatkan sebagai negara paling damai di dunia tahun 2025, menurut laporan terbaru Global Peace Index (GPI) yang dirilis oleh Institute for Economics and Peace (IEP).
Namun, secara keseluruhan, tingkat perdamaian dunia mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.
Melansir Dailymail.co.uk Senin (23/6), GPI 2025 mencatat adanya "pergeseran mendasar dalam tatanan global", dengan 59 konflik negara-bersenjata aktif, jumlah tertinggi sejak berakhirnya Perang Dunia II.
Sebanyak 100 negara menjadi lebih tidak damai dibandingkan satu dekade lalu.
Baca Juga: Mengapa Indonesia Menjadi Salah Satu Tempat Teraman Jika Terjadi Perang Dunia III?
Metodologi Global Peace Index
Peringkat negara didasarkan pada indikator perdamaian internal dan eksternal. Indikator internal mencakup tingkat kejahatan kekerasan, jumlah pembunuhan, dan demonstrasi berdarah.
Indikator eksternal meliputi belanja militer, jumlah senjata nuklir, serta hubungan dengan negara tetangga.
10 Negara Paling Aman di Dunia 2025
- Islandia
- Irlandia
- Selandia Baru
- Austria
- Swiss
- Singapura
- Portugal
- Denmark
- Slovenia
- Finlandia
Baca Juga: Jika Perang Dunia III Meletus, Indonesia Jadi Salah Satu Tempat Teraman
Islandia mempertahankan gelarnya sebagai negara paling damai sejak tahun 2008. Wilayah Eropa Barat dan Tengah mendominasi posisi atas sebagai kawasan paling damai secara global.
Meski IEP memperingatkan adanya perubahan signifikan pada lanskap keamanan Eropa akibat invasi Rusia ke Ukraina dan menurunnya fokus strategis AS terhadap benua tersebut.
Peringkat Inggris dan AS Mengejutkan
Inggris menempati peringkat ke-30, naik dua tingkat dari tahun 2024. Sementara Amerika Serikat justru berada jauh di bawah, yakni di peringkat ke-128 dari total 163 negara.
Meskipun skornya tidak berubah, laporan menyoroti meningkatnya ketegangan politik dan polarisasi dalam negeri sebagai penyebab turunnya peringkat AS.
5 Negara Paling Tidak Damai
- Rusia
- Ukraina
- Sudan
- Republik Demokratik Kongo
- Yaman
Wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara tetap menjadi kawasan paling tidak damai di dunia pada 2025. Di Sub-Sahara Afrika, 35 dari 43 negara mengalami konflik dalam lima tahun terakhir.
Baca Juga: Perang Dunia III Sudah Dimulai? Ini Skenario yang Ditakuti
Potensi Perang Besar
IEP menyebut beberapa kawasan memiliki risiko tinggi memasuki perang besar, termasuk Kashmir, Sudan Selatan, Ethiopia dan Eritrea, Republik Demokratik Kongo, serta Suriah.
Jumlah negara yang dianggap memiliki pengaruh geopolitik global meningkat pesat. Jika pada akhir Perang Dingin hanya 13 negara yang tergolong berpengaruh, kini jumlahnya melonjak menjadi 34.
China menjadi negara dengan peningkatan pengaruh terbesar sejak era Perang Dingin. Negara lain seperti Arab Saudi, Turki, India, Uni Emirat Arab, Israel, Afrika Selatan, Brasil, dan Indonesia juga termasuk dalam kategori regional power yang berpengaruh.
Titik Balik Tatanan Global
Pendiri dan ketua IEP, Steve Killelea, menyebut dunia kini berada di titik kritis. “Konsep ‘perang tanpa akhir’ kini lebih nyata dibandingkan kapan pun dalam sejarah,” katanya.
Ia menilai meningkatnya kekuatan negara-negara menengah, persaingan kekuatan besar, dan beban utang negara-negara rapuh menjadi pendorong perubahan tatanan dunia yang belum sepenuhnya bisa dipahami bentuk akhirnya.