kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tekanan Inflasi Mereda, Dolar AS Meluncur Jatuh


Jumat, 13 Januari 2023 / 14:16 WIB
Tekanan Inflasi Mereda, Dolar AS Meluncur Jatuh
ILUSTRASI. Dolar AS jatuh ke level terendah dalam kurun waktu hampir sembilan bulan terakhir terhadap euro pada hari Kamis (12/1) setelah data menunjukan inflasi Amerika Serikat (AS) mereda.


Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dolar AS jatuh ke level terendah dalam kurun waktu hampir sembilan bulan terakhir terhadap euro pada hari Kamis (12/1) setelah data menunjukan inflasi Amerika Serikat (AS) mereda. Ini bisa membuat Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan mengurangi agresivitas dalam menaikkan suku bunga ke depan.

Dilansir dari Reuters, Jumat (13/1), inflasi atau indeks harga konsumen (CPI) AS turun 0,1% bulan lalu sebagi tanda penurunan pertama sejak Mei 2020 ketika ekonomi AS tidak stabil akibat gelombang pertama infeksi Covid-19.

Tekanan harga mereda karena siklus pengetatan kebijakan moneter tercepat Bank Sentral AS sejak 1980-an mengurangi permintaan. Hambatan dalam supply chain juga mereda.

“Selama tiga bulan, angka inflasi inti yang relatif lebih ringan mulai membentuk tren yang dapat memacu Fed untuk memperlambat laju pengetatan lebih lanjut pada 1 Februari,” kata Sal Guatieri, ekonom senior di BMO Capital Markets.

Baca Juga: Menjual Yuan China, Rusia Memulai Aksi Intervensi Valas 2023

Pembuat kebijakan Fed lega karena tekanan harga mereda. Hal itu membuka peluang adanya perlambatan kenaikan suku bunga.

Namun, The Fed mengisyaratkan tingkat target bank sentral masih cenderung naik di atas 5% dan bertahan di sana untuk beberapa waktu meskipun taruhan pasar sebaliknya. .

Menyusul data inflasi yang turun, dolar AS anjlok 1% terhadap euro. Nilai ini merupakan yang terlemah sejak 21 April 2022.

Euro telah didukung pesan hawkish dari pejabat Bank Sentral Eropa yang menyerukan kenaikan suku bunga.

"Kami berharap kenaikan suku bunga 125 bps lagi dari Bank Sentral Eropa (ECB) dan bertahan di sana sampai 2024,” kata Chris Turner, kepala pasar global di ING di London.

Indeks dolar AS turun 0,815% pada 102,20 pada Kamis (12/1). Indeks dolar ini menduduki level terendah sejak 6 Juni 2022.

Greenback juga merosot 2,7% terhadap yen Jepang dan ini merupakan level terendah dalam 6,5 bulan terakhir.

Laporan Yomiuri menyebutkan bahwa Bank of Japan (BOJ) akan meninjau efek samping pelonggaran moneter pada pertemuan kebijakan minggu depan dan mungkin mengambil langkah tambahan untuk mengoreksi distorsi pada kurva imbal hasil.

“Adanya laporan bahwa BOJ akan meninjau pengaturan kebijakan moneter yang longgar pada pertemuan mendatang mengembangkan spekulasi bahwa pergeseran kurva hasil (YCC) lainnya akan terjadi pada kuartal ini,” kata Mazen Issa, ahli strategi FX senior di TD Securities.

Baca Juga: Data Inflasi AS Melandai, Harga Emas Dunia Berpotensi Makin Berkilau


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×