Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampak mengubah pendekatannya terhadap China pada masa jabatan keduanya. Jika pada periode pertama ia dikenal dengan kebijakan konfrontatif dan perang dagang yang mengguncang ekonomi global, kini Trump terlihat lebih lunak dalam menghadapi Beijing.
Langkah Trump yang berupaya menjalin kesepakatan dagang baru dengan China memunculkan kekhawatiran di kalangan pendukung kebijakan keras terhadap Beijing atau kelompok China Hawks. Mereka khawatir, pendekatan yang lebih akomodatif ini bisa melemahkan posisi strategis AS di tengah persaingan global yang semakin tajam.
Pengaruh sektor teknologi yang semakin besar di pemerintahan disebut menjadi salah satu alasan perubahan sikap Trump. Perusahaan raksasa AS seperti Apple dan Tesla memiliki kepentingan besar di pasar China, dan mendorong kebijakan yang lebih pragmatis agar rantai pasok dan pasar mereka tetap aman.
Baca Juga: Trump Kenakan Tarif 25% pada Truk Besar Asing, Negara Mana yang Paling Terdampak?
China disebut mengajukan tuntutan yang bisa mengubah kebijakan lama AS, seperti pelonggaran investasi dan pengurangan dukungan untuk Taiwan. Trump juga beberapa kali menolak saran dari kelompok China Hawks, termasuk saat menyelamatkan TikTok dan mengizinkan sebagian ekspor cip AI ke China. Ia bahkan memecat sejumlah penasihat keamanan nasional yang keras ke Beijing.
"China sedang di posisi menguntungkan. Kebijakan TikTok dan ekspor cip adalah konsesi besar bagi Partai Komunis China," kata Matt Pottinger, mantan wakil penasihat keamanan nasional Trump dilansir Bloomberg, Senin (6/10).
Sikap Trump yang lebih terbuka bukan hal baru. Ia pernah bernegosiasi dengan pemimpin seperti Vladimir Putin dan Kim Jong-un. Namun taruhannya kali ini lebih besar, mengingat ketergantungan ekonomi dan persaingan teknologi antara AS dan China.
Baca Juga: Trump kepada Gen Z AS di TikTok: Kalian Berutang Besar pada Saya
Meski tetap mempertahankan tarif tinggi terhadap produk China, Trump kerap menolak pembatasan ekspor yang dianggapnya berlebihan. Ketegangan meningkat setelah CEO Nvidia, Jensen Huang, menuding kelompok keras terhadap China tidak patriotik.
Huang dan penasihat teknologi Trump, David Sacks, menilai pendekatan keras justru kontraproduktif. Menurut mereka, membuat China bergantung pada teknologi AS akan menjaga dominasi Amerika. "Semua sepakat kita harus menang dalam perlombaan AI. Yang berbeda hanyalah taktiknya," kata Sacks.
Di Agustus lalu, Trump mencabut sebagian larangan ekspor cip Nvidia dan AMD dengan imbalan bagi hasil 15% untuk pemerintah AS, tapi beberapa cip canggih tetap dilarang dijual ke China.