kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.799   71,00   0,42%
  • IDX 6.297   329,14   5,52%
  • KOMPAS100 900   56,52   6,70%
  • LQ45 711   42,02   6,28%
  • ISSI 194   8,72   4,70%
  • IDX30 375   22,25   6,30%
  • IDXHIDIV20 453   21,28   4,93%
  • IDX80 102   6,32   6,60%
  • IDXV30 107   5,56   5,48%
  • IDXQ30 124   6,37   5,41%

Terbitkan buku kontroversial, mantan penasehat sebut Trump tak tahu apa-apa


Senin, 22 Juni 2020 / 11:23 WIB
Terbitkan buku kontroversial, mantan penasehat sebut Trump tak tahu apa-apa
ILUSTRASI. U.S. President Donald Trump waves to reporters in the pouring rain as he departs for travel to Dallas, Texas from the South Lawn at the White House in Washington, U.S., June 11, 2020. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat John Bolton mengatakan bahwa Presiden Donald Trump hanya peduli soal pemilihan ulangnya sebagai presiden.

Hal ini membuat Trump menjadikan pemilihan ulang sebagai dasar dari setiap keputusan yang dibuatnya.

Baca Juga: Titahkan militer China siap tempur bulan lalu, Xi Jinping ingin perang?

Dalam sebuah wawancara dengan Martha Raddatz dari ABC News, Bolton mengatakan dia tidak melihat apa pun di mana pemilihan ulang tidak menjadi faktor utama dalam pengambilan kebijakan.

"Banyak orang mengeluh bahwa dia memiliki rentang perhatian yang pendek dan dia tidak fokus," kata Bolton. 

“Namun ketika menyangkut pemilihan ulang, rentang perhatiannya tidak terbatas. Sayang sekali tidak ada yang lebih dari itu ketika menyangkut keamanan nasional," paparnya.

Dalam bukunya, The Room Where it Happened, Bolton menyebut Trump sebagai presiden yang berpengetahuan rendah.

Baca Juga: Duh, WHO catat rekor kenaikan kasus corona tertinggi dalam satu hari

Pada hari Minggu, Bolton mengatakan dia harus menjelaskan suatu konsep secara berulang-ulang, seperti mengapa semenanjung Korea dipartisi pada tahun 1945 pada akhir Perang Dunia II. 

Trump tidak mau melakukan pembelajaran sistematis dan tak banyak membaca. Bahkan Bolton bilang pengarahan intelijen seharusnya dilakukan setiap hari untuk 'mendidik' Trump.

Mengenai keamanan nasional, Bolton mengatakan tidak ada kebijakan nyata. Trump tampaknya menganggap hubungan pribadi yang baik dengan Xi Jinping, Vladimir Putin Rusia dan Kim Jong-un setara dengan hubungan baik antara Amerika Serikat dan negara mereka masing-masing.

Baca Juga: China melaporkan 18 kasus virus corona baru, 9 di antaranya di Beijing

“Saya pikir dia tidak cocok untuk berada di posisi ini, tidak berpikir dia memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan," kata Trump.



TERBARU

[X]
×