Sumber: Financial Times,CNN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Analis juga menilai, Arab Saudi mungkin juga ingin memperkuat posisinya sebagai eksportir minyak utama dunia. Langkah ini menunjukkan bahwa Riyadh bersedia secara terbuka menghadapi Rusia dan produsen berbiaya tinggi lainnya.
“Ada konsensus di antara OPEC (untuk memotong produksi). Rusia keberatan dan mengatakan bahwa mulai 1 April, setiap orang dapat memproduksi apa pun yang mereka suka. Jadi kerajaan juga menjalankan haknya,” kata seorang sumber Financial Times yang akrab dengan kebijakan minyak Saudi.
Baca Juga: Saudi Aramco mendapat mandat tingkatkan produksi menjadi 13 juta barel per hari
Analis mempertanyakan kebijaksanaan pendekatan Arab Saudi. Ekonominya tidak kebal terhadap jatuhnya harga, bahkan jika ia yakin dapat memenangkan pangsa pasar dari para pesaingnya.
Tetapi di bawah Mohammed bin Salman, putra mahkota, kerajaan telah mendapatkan reputasi untuk langkah-langkah berisiko dan tak terduga.