kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Thailand-Kamboja Perang, Bagaimana Kondisi WNI di Perbatasan?


Sabtu, 26 Juli 2025 / 03:53 WIB
Thailand-Kamboja Perang, Bagaimana Kondisi WNI di Perbatasan?
ILUSTRASI. Ketegangan berkepanjangan di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali meledak menjadi bentrokan bersenjata pada Kamis (18/7/2025). REUTERS/Athit Perawongmetha 


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Ketegangan berkepanjangan di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali meledak menjadi bentrokan bersenjata pada Kamis (18/7/2025). 

Sedikitnya 12 orang tewas, puluhan lainnya luka-luka, dan ribuan warga sipil harus mengungsi ke tempat aman. 

Konflik ini pecah di sekitar wilayah kuil kuno Prasat Ta Muen Thom, yang terletak di Provinsi Surin, Thailand, namun juga diklaim oleh Kamboja sebagai bagian dari warisan budaya mereka. 

Kronologi bentrok terbaru Thailand-Kamboja 

Dalam pertempuran tersebut, militer Thailand mengerahkan jet tempur F-16. Salah satu pesawat dikonfirmasi telah menembakkan rudal ke wilayah Kamboja dan menghancurkan sasaran militer. 

"Kami telah menggunakan kekuatan udara terhadap target militer sebagaimana yang direncanakan," ujar Wakil Juru Bicara Militer Thailand, Richa Suksuwanon. 

Namun, Thailand membantah menjadi pihak pertama yang menyerang. Mereka menyatakan bahwa militer Kamboja yang justru meluncurkan roket ke kawasan sipil di empat provinsi Thailand. 

Baca Juga: Konflik Thailand-Kamboja: Sengketa Perbatasan Selama Satu Abad

Di sisi lain, Kamboja juga membantah tuduhan tersebut. Mereka menuding bahwa prajurit Thailand menembak lebih dahulu di area kuil, sehingga mereka terpaksa membalas untuk membela diri. 

Penyebab perang Thailand-Kamboja 

Sumber utama konflik bersenjata ini adalah sengketa wilayah perbatasan yang telah berlangsung selama beberapa dekade. 

Perselisihan terbaru dipicu oleh status kepemilikan kuil Prasat Ta Muen Thom, reruntuhan bersejarah dari era Kekaisaran Khmer yang terletak di wilayah Surin, Thailand. 

Wilayah ini kerap menjadi titik panas karena kedekatan budaya dan sejarah antara kedua bangsa. 

Warga lokal banyak yang menggunakan Bahasa Khmer selain Thai, dan kedua negara mengklaim situs-situs kuno tersebut sebagai bagian dari identitas nasional mereka. 

Permasalahan perbatasan ini diperumit oleh peta buatan kolonial Perancis tahun 1907 yang dijadikan acuan oleh Kamboja. Thailand menilai peta tersebut tidak akurat. 

Baca Juga: Thailand Bom Kamboja dengan Jet Tempur F-16, Kamboja Kerahkan Peluncur Roket BM-21

Situasi semakin tegang sejak Mei 2025, ketika bentrokan kecil antara pasukan kedua negara menewaskan satu tentara Kamboja. Tensi politik dalam negeri pun ikut memperkeruh suasana. 

Pada awal Juli, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra diskors oleh pengadilan setelah isi percakapannya dengan mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, bocor ke publik. 

Dalam rekaman tersebut, Paetongtarn terdengar terlalu akrab dan dinilai “merendahkan” militer Thailand, memicu gelombang protes nasionalis di Bangkok. 

Menurut Kementerian Kesehatan Thailand, sebanyak 11 warga sipil dan seorang tentara Thailand tewas akibat serangan roket dan baku tembak. 

Di antara korban sipil, terdapat seorang anak berusia lima tahun. Selain itu, 24 warga sipil dan 7 tentara dilaporkan mengalami luka-luka, serta ribuan penduduk di wilayah perbatasan telah mengungsi, termasuk dari provinsi Surin, Sisaket, dan Buriram. 

Hingga kini, pihak Kamboja belum merilis jumlah korban dari pihak mereka. Namun, pemerintah setempat mengakui beberapa fasilitas militer terkena serangan udara dari jet tempur Thailand. 

“Senjata berat telah ditembakkan ke wilayah kami tanpa target yang jelas, menyebabkan kematian warga sipil,” ujar Phumtham Wechayachai, Perdana Menteri Thailand sementara. 

Hingga kini, belum ada sinyal kuat dari kedua belah pihak untuk menurunkan eskalasi. 

Menurut pengamat politik dan jurnalis senior Thailand, Pravit Rojanaphruk, militer Thailand tampaknya mengambil keputusan tanpa koordinasi penuh dengan pemerintah sipil. 

“Seolah-olah ini bukan lagi keputusan politik. Militer bertindak sendiri. Situasinya sangat sensitif dan berbahaya,” ujarnya kepada Khaosod English.

Kondisi WNI di perbatasan Thailand-Kamboja 

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok mengonfirmasi bahwa terdapat 15 WNI yang berada di sekitar perbatasan Thailand-Kamboja. Mereka tersebar di kota Trat, Sa Kaeo, dan Ubon Ratchathani. 

“Belum terdapat informasi mengenai adanya WNI yang terdampak,” tulis KBRI dalam imbauan resminya, Kamis (18/7/2025). 

Meski demikian, KBRI mengimbau seluruh WNI di wilayah tersebut untuk mencermati kondisi keamanan dari sumber resmi dan mengikuti instruksi otoritas setempat, menghindari perjalanan ke daerah perbatasan, dan menghubungi hotline darurat KBRI Bangkok. 

Tonton: Thailand-Kamboja Memanas, Terlibat Baku Tembak Hingga Usir Diplomat

Sementara bagi WNI yang menetap lebih dari enam bulan di Thailand maupun Kamboja, KBRI Bangkok mengimbau untuk melapor diri melalui portal Kemlu. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perang Thailand-Kamboja: Penyebab, Jumlah Korban, dan Kondisi WNI di Perbatasan"

Selanjutnya: Daftar 5 Perusahaan Raksasa AS yang Ingin Investasi ke Indonesia, Siapa Saja?

Menarik Dibaca: Cek Jadwal KRL Solo Jogja pada Sabtu 26 Juli 2025, Ini Jam Paling Malam




TERBARU

[X]
×