Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dalam rekaman tersebut, Paetongtarn terdengar terlalu akrab dan dinilai “merendahkan” militer Thailand, memicu gelombang protes nasionalis di Bangkok.
Menurut Kementerian Kesehatan Thailand, sebanyak 11 warga sipil dan seorang tentara Thailand tewas akibat serangan roket dan baku tembak.
Di antara korban sipil, terdapat seorang anak berusia lima tahun. Selain itu, 24 warga sipil dan 7 tentara dilaporkan mengalami luka-luka, serta ribuan penduduk di wilayah perbatasan telah mengungsi, termasuk dari provinsi Surin, Sisaket, dan Buriram.
Hingga kini, pihak Kamboja belum merilis jumlah korban dari pihak mereka. Namun, pemerintah setempat mengakui beberapa fasilitas militer terkena serangan udara dari jet tempur Thailand.
“Senjata berat telah ditembakkan ke wilayah kami tanpa target yang jelas, menyebabkan kematian warga sipil,” ujar Phumtham Wechayachai, Perdana Menteri Thailand sementara.
Hingga kini, belum ada sinyal kuat dari kedua belah pihak untuk menurunkan eskalasi.
Menurut pengamat politik dan jurnalis senior Thailand, Pravit Rojanaphruk, militer Thailand tampaknya mengambil keputusan tanpa koordinasi penuh dengan pemerintah sipil.
“Seolah-olah ini bukan lagi keputusan politik. Militer bertindak sendiri. Situasinya sangat sensitif dan berbahaya,” ujarnya kepada Khaosod English.
Kondisi WNI di perbatasan Thailand-Kamboja
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok mengonfirmasi bahwa terdapat 15 WNI yang berada di sekitar perbatasan Thailand-Kamboja. Mereka tersebar di kota Trat, Sa Kaeo, dan Ubon Ratchathani.
“Belum terdapat informasi mengenai adanya WNI yang terdampak,” tulis KBRI dalam imbauan resminya, Kamis (18/7/2025).
Meski demikian, KBRI mengimbau seluruh WNI di wilayah tersebut untuk mencermati kondisi keamanan dari sumber resmi dan mengikuti instruksi otoritas setempat, menghindari perjalanan ke daerah perbatasan, dan menghubungi hotline darurat KBRI Bangkok.
Tonton: Thailand-Kamboja Memanas, Terlibat Baku Tembak Hingga Usir Diplomat
Sementara bagi WNI yang menetap lebih dari enam bulan di Thailand maupun Kamboja, KBRI Bangkok mengimbau untuk melapor diri melalui portal Kemlu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perang Thailand-Kamboja: Penyebab, Jumlah Korban, dan Kondisi WNI di Perbatasan"