kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.274   121,80   1,49%
  • KOMPAS100 1.150   20,83   1,85%
  • LQ45 828   21,81   2,70%
  • ISSI 292   3,80   1,32%
  • IDX30 433   11,22   2,66%
  • IDXHIDIV20 495   13,50   2,81%
  • IDX80 128   2,92   2,34%
  • IDXV30 137   2,82   2,10%
  • IDXQ30 138   3,59   2,67%

Tiga Raksasa Dirgantara Eropa Gabungkan Bisnis Satelit untuk Lawan Dominasi Starlink


Kamis, 23 Oktober 2025 / 15:34 WIB
Tiga Raksasa Dirgantara Eropa Gabungkan Bisnis Satelit untuk Lawan Dominasi Starlink
ILUSTRASI. Airbus, Thales, dan Leonardo mengumumkan kesepakatan awal untuk menggabungkan bisnis manufaktur satelit mereka yang merugi. (Photo by Jaap Arriens/Sipa USA via Reuters)


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga perusahaan besar dirgantara Eropa (Airbus, Thales, dan Leonardo) pada Kamis (21/10) mengumumkan kesepakatan awal untuk menggabungkan bisnis manufaktur satelit mereka yang merugi.

Kesepakatan tersebut dilakukan sebagai langkah strategis menghadapi dominasi cepat pesaing global seperti Starlink milik Elon Musk.

Sinergi Besar Mulai 2027

Kesepakatan yang telah lama dinantikan ini akan membentuk entitas baru yang rencananya mulai beroperasi pada 2027, dengan syarat mendapat persetujuan dari regulator Uni Eropa. Regulasi sebelumnya diketahui kerap menolak upaya konsolidasi besar di sektor strategis seperti dirgantara dan pertahanan.

Entitas baru ini akan mempekerjakan sekitar 25.000 orang di seluruh Eropa, dengan pendapatan tahunan mencapai €6,5 miliar (sekitar US$7,58 miliar) berdasarkan data tahun 2024.

Baca Juga: SpaceX Nonaktifkan Lebih dari 2.500 Perangkat Starlink di Myanmar

Dalam struktur kepemilikan, Airbus akan menguasai 35% saham, sementara Thales dan Leonardo masing-masing memiliki 32,5%. Ketiganya akan mengelola perusahaan secara bersama dengan struktur tata kelola yang seimbang, memastikan tidak ada pihak dominan tunggal.

“Project Bromo”: Inspirasi dari Model MBDA

Inisiatif ini diberi nama sandi “Project Bromo”, merujuk pada proyek kerja sama lintas negara yang mulai digagas sejak tahun lalu. Model kolaborasi ini meniru keberhasilan MBDA, produsen rudal Eropa yang juga dimiliki bersama oleh Airbus, Leonardo, dan BAE Systems.

Menurut pernyataan resmi, merger ini diharapkan menghasilkan sinergi bernilai ratusan juta euro per tahun pada laba operasional, mulai dirasakan dalam lima tahun setelah integrasi.

Reaksi atas Tekanan dari Satelit Murah

Selama bertahun-tahun, produsen satelit Eropa bersaing di segmen satelit besar untuk orbit geostasioner.

Baca Juga: Starship Catat Sejarah, Berhasil Lepas Satelit Tiruan Starlink di Uji Terbang ke-10

Namun, mereka kini menghadapi tekanan berat dari munculnya satelit kecil berbiaya rendah di orbit rendah (Low Earth Orbit/LEO), yang mendominasi pasar berkat ekspansi masif Starlink dan pesaing baru seperti OneWeb serta Amazon Kuiper.

Ketiga CEO perusahaan menyatakan bahwa penggabungan ini penting untuk menjaga “kemandirian Eropa di bidang luar angkasa strategis”, mengingat peran vital satelit dalam pertahanan, komunikasi, dan pengawasan global.

Ruang Lingkup dan Struktur Bisnis

Entitas baru akan menggabungkan berbagai aset penting, termasuk:

  • Thales Alenia Space dan Telespazio, dua joint venture antara Thales dan Leonardo;

  • Beragam unit bisnis ruang angkasa dan digital milik Airbus;

  • Aset ruang angkasa yang masih dimiliki Leonardo dan Thales SESO.

Baca Juga: Iran Larang Starlink! Pengguna Terancam Denda, Cambuk hingga Penjara

Ketiga perusahaan sebelumnya telah melakukan pemangkasan sekitar 3.000 tenaga kerja di sektor antariksa, namun dalam pengumuman kali ini mereka tidak menyebutkan rencana pemutusan hubungan kerja tambahan, meskipun serikat pekerja akan dilibatkan dalam proses konsultasi.

Tantangan Negosiasi dan Langkah ke Depan

Kesepakatan ini muncul setelah proses negosiasi panjang yang sempat terhambat oleh perbedaan nilai valuasi dan tata kelola selama musim panas. Namun, sumber internal menyebutkan bahwa kesepakatan akhirnya tercapai setelah kompromi dicapai di kedua sisi.

Dengan kolaborasi ini, Eropa berharap dapat memperkuat posisi strategisnya di pasar satelit global dan mengurangi ketergantungan terhadap teknologi luar negeri, terutama Amerika Serikat.

Selanjutnya: Perak Berusaha untuk Rebound Pasca Koreksi di Awal Pekan

Menarik Dibaca: 10 Manfaat Tidur Telanjang bagi Kesehatan Tubuh Anda, Menyehatkan Kulit!




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×