Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - NICE. Seorang penyerang bersenjatakan pisau memenggal seorang wanita dan membunuh dua orang lainnya dalam serangan di sebuah gereja di Kota Nice, Prancis, pada Kamis (29/10).
Wali Kota Nice Christian Estrosi, yang menggambarkan serangan tersebut sebagai terorisme, mengatakan di Twitter, itu terjadi di atau dekat Gereja Notre-Dame dan polisi telah menahan penyerang.
"Tersangka penyerang pisau ditembak oleh polisi saat ditahan, dia dalam perjalanan ke rumahsakit, dia masih hidup," kata Estrosi kepada wartawan seperti dikutip Reuters.
Polisi mengungkapkan, tiga orang dipastikan tewas dalam serangan itu dan beberapa lainnya luka-luka.
Baca Juga: Prancis ingatkan warganya di sejumlah negara agar hati-hati, termasuk di Indonesia
Menurut sumber Kepolisian Prancis, seorang wanita dipenggal. Politisi Prancis Marine Le Pen juga berbicara tentang pemenggalan kepala yang terjadi dalam serangan itu.
Estrosi mengatakan, para korban tewas dengan "cara yang mengerikan".
"Metode-metode itu cocok, tanpa diragukan lagi, yang digunakan melawan guru di Conflans Sainte Honorine, Samuel Paty," ujarnya merujuk pada seorang guru Prancis yang dipenggal kepalanya awal bulan ini dalam sebuah serangan di pinggiran Kota Paris.
Memberikan jumlah korban yang berbeda dengan angka dari polisi dan media Prancis, Estrosi menyatakan, dia dapat memastikan bahwa dua orang yang meninggal.
Baca Juga: Arab Saudi kutuk kartun yang menghina Nabi Muhammad
Dia mengatakan, orang ketiga, seorang wanita yang terluka parah, melarikan diri dari dalam gereja ke sebuah bar di seberang gereja.
Serangan itu terjadi ketika Prancis masih belum pulih dari pemenggalan kepala seorang guru sekolah menengah Paty oleh seorang pria asal Chechnya.
Penyerang mengatakan, dia ingin menghukum Paty karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam pelajaran kewarganegaraan.
Tidak segera jelas, apa motif serangan di Nice, apakah ada kaitannya dengan kartun-kartun itu, yang dianggap menghujat umat Islam.
Baca Juga: Tak mau cabut kartun Nabi Muhammad, boikot produk Prancis meluas
Sejak pembunuhan Paty, para pejabat Prancis yang didukung oleh banyak warga biasa telah menegaskan kembali hak untuk menampilkan kartun, dan gambar-gambar itu telah dipajang secara luas sebagai bentuk solidaritas dengan guru yang terbunuh.
Itu telah memicu luapan kemarahan di beberapa bagian dunia Muslim, dengan beberapa pemerintah menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron mengejar agenda anti-Islam.