Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Total kasus virus corona baru di India melampaui angka 5 juta pada Rabu (16/9), data kementerian kesehatan India menunjukkan, ketika pandemi memperluas cengkeramannya di negeri Sungai Gangga pada tingkat yang semakin cepat.
Mengutip Channel News Asia, dengan 1 juta kasus virus corona terbaru yang tercatat hanya dalam 11 hari, merupakan rekor dunia, India sekarang memiliki 5,02 juta infeksi. Hanya Amerika Serikat (AS) yang memiliki kasus lebih dari 5 juta, dengan 6,59 juta infeksi.
India terus mencatat lonjakan kasus harian terbesar di dunia, hampir menyentuh angka 100.000. Dan pada Rabu (16/9), kenaikan kasus virus corona lebih dari 90.000, dengan 1.290 kematian. Ini merupakan rekor kematian harian tertinggi.
Sebelumnya, India membutuhkan 167 hari untuk mencapai 1 juta kasus virus corona pertama, dan satu juta berikutnya datang hanya dalam 21 hari, lebih cepat dari AS dan Brasil, menurut Times of India.
Baca Juga: Kasus tembus 3,8 juta, India pertimbangkan otorisasi darurat untuk vaksin corona
Dan, 29 hari kemudian setelah mencatat 2 juta kasus, India menjadi negara ketiga setelah AS dan Brasil yang memiliki 4 juta infeksi. India melewati Brasil sebagai negara dengan kasus virus corona terbanyak kedua di dunia pada awal bulan ini.
Meski begitu, dan dengan India sekarang menguji virus corona sekitar satu juta orang setiap hari, banyak ahli mengatakan, ini tidak cukup dan jumlah infeksi sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.
Hal itu dibuktikan sejumlah penelitian dalam beberapa pekan terakhir, yang mengukur antibodi terhadap virus corona di antara populasi kota besar yang padat di New Delhi dan Mumbai.
Dewan Penelitian Medis India, badan yang memimpin penanganan pandemi, mengatakan pekan lalu, survei menunjukkan, pada Mei lalu, 6,5 juta orang telah terinfeksi virus corona.
Baca Juga: Ngeri! Kasus harian virus corona di India nyaris 100.000
Hal yang sama berlaku untuk kematian, sebanyak 82.066 orang meninggal akibat Covid-19 hingga Rabu (16/9), dengan banyak kematian tidak dicatat dengan benar oleh pihak berwenang bahkan dalam waktu normal.
"Awalnya ada cukup banyak ketelitian dalam penguncian, tetapi kemudian ada beberapa relaksasi sebelum benar-benar dicabut," kata K. Srinath Reddy, Kepala Yayasan Kesehatan Masyarakat India, kepada AFP seperti dilansir Channel News Asia.
"Ini mengirimkan sinyal yang salah kepada orang-orang bahwa mungkin kita telah mengendalikan keadaan dan sekarang ekonomi lebih diutamakan. Virus sekarang menginfeksi lebih banyak orang dan menembus lebih dalam ke kota-kota kecil," ungkap dia.