Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Sebuah kelompok advokasi pro-teknologi telah merilis laporan terbaru yang memperingatkan tentang meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh teknologi kecerdasan (AI) buatan Tiongkok yang dapat mengancam keamanan nasional dan ekonomi Amerika Serikat.
Mengutip Fox News, laporan tersebut, yang diterbitkan oleh American Edge Project, menyatakan Tiongkok dengan cepat memajukan ekosistem sumber terbukanya sendiri sebagai alternatif bagi teknologi Amerika dan menggunakannya sebagai kuda Troya untuk menanamkan nilai-nilai PKT-nya ke dalam infrastruktur global."
"Kemajuan mereka penting sekaligus mengkhawatirkan: Alat AI sumber terbuka yang dikembangkan Tiongkok telah mengungguli model-model Barat pada tolok ukur utama, sementara beroperasi dengan biaya yang jauh lebih rendah, sehingga mempercepat adopsi global. Melalui Belt Road Initiative (BRI), yang menjangkau lebih dari 155 negara di empat benua, dan Jalur Sutra Digital (DSR), Tiongkok mengekspor teknologinya ke seluruh dunia, yang mendorong peningkatan ketergantungan global, merusak norma-norma demokrasi, dan mengancam kepemimpinan AS dan keamanan global," demikian peringatan dari laporan tersebut.
Laporan itu juga menguraikan bagaimana model AI Tiongkok menyensor peristiwa sejarah yang dapat menggambarkan China dalam sudut pandang yang buruk, menyangkal atau meminimalkan pelanggaran hak asasi manusia, dan menyaring kritik terhadap para pemimpin politik Tiongkok.
"Tiongkok sedang melaksanakan rencana ambisius senilai US$ 1,4 triliun untuk mendominasi teknologi global pada tahun 2030, dengan sistem sumber terbuka sebagai landasan strategi AI-nya," kata laporan tersebut.
Baca Juga: China Bongkar Serangan Siber AS: Rahasia Dagang Dicuri, Ketegangan Meningkat!
Dijelaskan pula, "Sementara banyak perusahaan Barat berfokus pada model AI berbayar dan berpemilik, Tiongkok secara agresif mempromosikan alternatif gratis dan berbiaya rendah untuk mendorong adopsi global yang cepat."
Laporan tersebut melanjutkan, dengan membuat sebagian besar teknologi AI-nya dapat diakses secara bebas, Beijing bertujuan untuk memastikan sistem dan standarnya tertanam dalam tulang punggung keuangan, manufaktur, dan komunikasi dunia.
Melalui tindakan terkoordinasi antara pemerintah dan industri, Tiongkok berupaya untuk membentuk kembali lanskap teknologi global sambil memprogram nilai-nilai PKT dan mekanisme kontrol ke dalam sistem penting di seluruh dunia.
Laporan tersebut menjelaskan bahwa Tiongkok "berlomba" untuk menerapkan AI sementara Amerika Serikat terhambat dalam memprioritaskan regulasi AI.
Baca Juga: Persaingan Laptop Gaming Tipis Makin Ketat, Ini Langkah Asus di Akhir Tahun
"Sementara pemerintah Amerika dan Eropa fokus pada regulasi AI, Tiongkok secara agresif mendorong sistem AI-nya ke pasar global," demikian pernyataan laporan tersebut.
Dijelaskan pula bahwa, "Pedoman ini mencerminkan strategi Tiongkok yang sukses dengan teknologi 5G, di mana Huawei memperoleh pangsa pasar yang dominan melalui penetapan harga yang agresif dan penerapan yang cepat sebelum negara-negara Barat dapat merespons secara efektif. Kini dalam bidang AI, satu perusahaan Tiongkok saja, Alibaba Cloud, telah merilis lebih dari 100 model sumber terbuka dalam 29 bahasa yang berbeda, membanjiri pasar global sementara perusahaan-perusahaan Barat harus mematuhi persyaratan regulasi yang semakin kompleks."
Laporan tersebut memaparkan perbedaan antara respons model AI Tiongkok dan AS serta memberikan rekomendasi kebijakan untuk "mempertahankan kepemimpinan AI AS. Ini mencakup memanfaatkan kesempatan bersejarah untuk mengamankan kepemimpinan AI Amerika yang langgeng dan menghindari pembatasan sepihak atas ekspor dan akses ke sistem AI AS.
"Jika Amerika kalah dalam perlombaan global untuk mendominasi teknologi AI sumber terbuka dan tertutup, sistem Tiongkok yang otoriter akan menulis masa depan, dan para pembuat kebijakan Washington tidak dapat membiarkan itu terjadi," jelas Doug Kelly, CEO American Edge Project, mengatakan kepada Fox News Digital.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa implikasi kepemimpinan Tiongkok dalam pengembangan AI global sangat mendalam.
Tonton: Pentagon Cemas, China Sudah Punya 600 Hulu Ledak Nuklir dan Ingin Kalahkan AS
"Dunia dengan ekosistem AI yang dibangun Beijing dan tidak terkendali akan menjadi pukulan besar bagi AS dan bagi kemanusiaan secara keseluruhan," kata Center for New American Security dalam laporan tersebut.
"Jika AI Tiongkok mendunia, maka begitu pula ketidakpatuhan yang terang-terangan terhadap perjanjian internasional tentang teknologi tersebut," tambah laporan tersebut.