Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Presiden AS Donald Trump berencana bertemu perdana menteri Qatar di New York pada Jumat (12/9/2025), beberapa hari setelah sekutu AS, Israel, menyerang para pemimpin Hamas di Doha.
Mengutip Reuters, Jumat (12/9/2025) seorang kata seorang pejabat Gedung Putih mengemukakan, Trump akan bertemu Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani. Sayangnya, pejabat itu tidak merinci waktu pertemuan dan agendanya.
Israel berusaha membunuh para pemimpin politik Hamas dengan serangan di Qatar pada hari Selasa, sebuah serangan yang berisiko menggagalkan upaya yang didukung AS untuk menengahi gencatan senjata di Gaza dan mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Serangan itu dikutuk secara luas di Timur Tengah dan sekitarnya sebagai tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan di kawasan yang sudah tegang.
Baca Juga: Trump Minta Bantuan Eropa Tekan Rusia
Trump mengatakan ia tidak senang dengan serangan Israel, yang ia gambarkan sebagai tindakan sepihak yang tidak memajukan kepentingan AS maupun Israel.
Washington menganggap Qatar sebagai sekutu kuat di Teluk. Qatar telah menjadi mediator utama dalam negosiasi panjang untuk gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza, pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza, dan rencana pascakonflik untuk wilayah tersebut.
Al-Thani menyalahkan Israel karena mencoba menyabotase peluang perdamaian, tetapi mengatakan Qatar tidak akan terhalang dari perannya sebagai mediator.
Berdasarkan pernyataan Departemen Luar Negeri pada Kamis malam, pemimpin Qatar juga akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.
Serangan Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 64.000 orang, menurut pejabat kesehatan Palestina, sementara hampir seluruh penduduk Gaza terpaksa mengungsi di dalam negeri, dan memicu krisis kelaparan.
Baca Juga: Menteri Energi AS: Trump Prioritaskan Akhiri Perang Ukraina Daripada Sanksi LNG Rusia
Banyak pakar dan akademisi hak asasi manusia mengatakan serangan militer Israel di Gaza merupakan genosida.
Israel telah menolak keputusan tersebut. Israel melancarkan serangan di Gaza setelah serangan Oktober 2023 oleh militan pimpinan Hamas yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel. Israel juga telah mengebom Lebanon, Suriah, Iran, dan Yaman selama konflik Gaza.