Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa Hamas harus segera membebaskan semua sandera yang mereka tahan di Gaza sebelum tengah hari pada Sabtu (15/2).
Jika tidak, ia akan mengusulkan pembatalan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dan "membiarkan neraka pecah."
Trump mengingatkan bahwa Israel mungkin akan mengambil keputusan sendiri dalam masalah ini dan menyebut kemungkinan berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Baca Juga: Wall Street Turun, Investor Menanti Pidato Testimoni Powell
Dalam sesi wawancara dengan wartawan di Oval Office, Trump mengungkapkan kekesalannya terhadap kondisi kelompok sandera terakhir yang dibebaskan oleh Hamas serta keputusan kelompok militan tersebut untuk menghentikan pembebasan lebih lanjut.
"Menurut saya, jika semua sandera tidak dikembalikan sebelum Sabtu pukul 12 siang, maka ini saat yang tepat. Saya akan mengatakan, batalkan [gencatan senjata] dan semua taruhan dibatalkan, biarkan neraka pecah. Mereka seharusnya dikembalikan sebelum pukul 12 siang pada Sabtu," ujar Trump pada Senin (10/2).
Ia juga menegaskan bahwa semua sandera harus dibebaskan sekaligus, bukan secara bertahap.
"Kami ingin mereka semua kembali."
Trump juga menyebut bahwa ia mungkin akan menahan bantuan kepada Yordania dan Mesir jika kedua negara tersebut menolak menerima pengungsi Palestina yang direlokasi dari Gaza. Ia dijadwalkan bertemu Raja Abdullah dari Yordania pada Selasa (11/2).
Baca Juga: Korea Selatan Meradang Gara-gara Tarif Baja Donald Trump
Proposal Penguasaan Gaza oleh AS
Komentar Trump muncul di tengah kebingungan atas proposalnya yang mengusulkan agar AS mengambil alih Gaza setelah pertempuran berakhir.
Trump menyatakan bahwa warga Palestina tidak akan memiliki hak untuk kembali ke Jalur Gaza di bawah rencananya untuk membangun kembali wilayah tersebut, bertentangan dengan pernyataan pejabatnya sendiri yang sebelumnya menyatakan bahwa pengungsi Gaza hanya akan direlokasi sementara.
Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengatakan bahwa ia yakin dapat mencapai kesepakatan dengan Yordania dan Mesir untuk menerima warga Palestina yang dipindahkan, dengan alasan bahwa AS memberikan "miliar demi miliar dolar setiap tahunnya" kepada kedua negara tersebut.
Baca Juga: Trump Cawe-cawe soal Gaza, Solusi Dua Negara Kandas di Tangan AS?
Saat ditanya apakah warga Palestina memiliki hak untuk kembali ke Gaza, Trump menjawab, "Tidak, mereka tidak akan (memilikinya) karena mereka akan mendapatkan perumahan yang jauh lebih baik."
"Saya berbicara tentang membangun tempat tinggal permanen untuk mereka," tambahnya, sambil menekankan bahwa butuh waktu bertahun-tahun sebelum Gaza bisa kembali layak huni.
Dalam pengumuman mengejutkan pada 4 Februari setelah bertemu dengan Netanyahu di Washington, Trump mengusulkan pemukiman kembali bagi 2,2 juta warga Palestina di Gaza serta pengambilalihan wilayah tersebut oleh AS untuk dikembangkan menjadi "Riviera Timur Tengah."