Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Kecaman Internasional
Usulan Trump untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ditolak mentah-mentah oleh penduduk Gaza dan negara-negara Arab, serta dikecam oleh organisasi hak asasi manusia dan PBB yang menyebutnya sebagai bentuk pembersihan etnis.
Baca Juga: Trump Sebut AS Mungkin Kehilangan Kesabaran dengan Kesepakatan Gencatan Senjata
Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menyebut pernyataan Trump bahwa warga Palestina tidak boleh kembali ke Gaza sebagai "tidak bertanggung jawab."
"Kami menegaskan bahwa rencana semacam itu berpotensi memicu gejolak di kawasan," ujar Zuhri kepada Reuters.
Sementara itu, Netanyahu yang sebelumnya memuji proposal Trump, kemudian menyatakan bahwa warga Palestina tetap akan diizinkan kembali.
"Mereka bisa pergi, lalu kembali, mereka bisa direlokasi lalu kembali. Tapi Gaza harus dibangun kembali," ujarnya sehari setelah pengumuman Trump.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, yang akan melakukan kunjungan pertamanya ke Timur Tengah pekan ini, menyebut bahwa warga Palestina harus "tinggal di tempat lain sementara," selama proses rekonstruksi.
Namun, ia tidak secara eksplisit menutup kemungkinan pemindahan permanen mereka.
Departemen Luar Negeri AS belum memberikan komentar atas perbedaan pernyataan antara Rubio dan Trump mengenai rencana tersebut.
Baca Juga: Donald Trump: Saya Berkomitmen untuk Membeli dan Memiliki Gaza
Gencatan Senjata di Ujung Tanduk
Pernyataan Trump muncul di tengah ancaman runtuhnya gencatan senjata yang disepakati bulan lalu antara Israel dan Hamas, setelah Hamas mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan pembebasan sandera Israel karena dugaan pelanggaran perjanjian oleh Israel.
Negara-negara Arab, termasuk Mesir dan Yordania, telah memperingatkan bahwa setiap rencana untuk memindahkan warga Palestina dari tanah mereka akan mengacaukan stabilitas kawasan.
Rubio bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, di Washington pada Senin.
Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan bahwa Abdelatty menegaskan kepada Rubio bahwa negara-negara Arab mendukung warga Palestina dalam menolak rencana Trump.
Kairo khawatir bahwa warga Palestina dapat dipaksa menyeberang ke perbatasan Mesir dari Gaza.
Baca Juga: Trump Ingin AS Kuasai Gaza, Negara Timur Tengah Bisa Bantu Membangun Kembali
Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengatakan bahwa dua hingga enam komunitas dapat dibangun untuk warga Palestina "sedikit lebih jauh dari tempat mereka sekarang, di mana semua bahaya ini terjadi."
"Saya akan memiliki ini. Anggap saja sebagai proyek pengembangan real estat untuk masa depan. Itu akan menjadi tanah yang indah. Tidak perlu menghabiskan banyak uang," ujarnya.