Sumber: Newsweek | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan Presiden Donald Trump tengah melakukan restrukturisasi besar-besaran terhadap anggaran dan efisiensi operasional pemerintah federal melalui pembentukan Department of Government Efficiency (DOGE).
Departemen ini dipimpin oleh CEO Tesla, Elon Musk, dan bertujuan untuk mengurangi birokrasi serta menghemat pengeluaran negara.
Langkah ini mencakup pemangkasan anggaran yang signifikan terhadap beberapa lembaga utama, seperti Departemen Pendidikan dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
Baca Juga: Lonjakan Kasus Flu di AS, Sekolah-Sekolah di Beberapa Negara Bagian Tutup
Tujuan dan Dampak dari Kebijakan Pemotongan Anggaran DOGE
DOGE dibentuk dengan tujuan utama untuk mengeliminasi pengeluaran yang dianggap tidak efisien. Dengan rekomendasi yang diajukan, Trump dan Musk berupaya menghapus berbagai kontrak dan program yang dinilai tidak memberikan dampak signifikan bagi masyarakat. Beberapa dampak utama dari kebijakan ini meliputi:
-
Pemangkasan Dana Beasiswa dan Program Bantuan Internasional: Program beasiswa senilai US$45 juta untuk mahasiswa di Burma akan dihentikan.
-
Penghapusan atau Pengurangan Anggaran Lembaga Pemerintah: Departemen Pendidikan berpotensi mengalami pengurangan besar atau bahkan dihapuskan.
-
Pemangkasan Kontrak dan Lease Pemerintah: DOGE telah mengusulkan pembatalan 85 kontrak terkait program Diversity, Equity, and Inclusion (DEI) di lebih dari 10 lembaga federal dengan total penghematan hingga US$1 miliar.
Struktur Kepemimpinan DOGE dan Filosofi Kerja Elon Musk
DOGE dipimpin langsung oleh Elon Musk, yang telah mengadopsi filosofi kerja keras ekstrem seperti yang diterapkannya di Tesla dan SpaceX. Dalam rekrutmen anggota tim, Musk secara eksplisit menyatakan bahwa mereka harus siap menghadapi beban kerja lebih dari 80 jam per minggu tanpa gaji.
Meskipun DOGE bukan lembaga resmi pemerintah, pengaruhnya terhadap kebijakan anggaran sangat besar karena memiliki akses langsung kepada Trump. Struktur organisasi ini terdiri dari para profesional muda dari berbagai universitas ternama yang ditugaskan untuk melakukan analisis dan rekomendasi terhadap kebijakan efisiensi anggaran.
Baca Juga: The Fed Dukung Adopsi Stablecoin untuk Perkuat Dominasi Dolar AS
Pemotongan Anggaran yang Telah Dilakukan oleh DOGE
Hingga saat ini, DOGE telah mengklaim menghemat sekitar US$1 miliar per hari melalui kebijakan pemangkasan anggaran dan reformasi sistem pemerintahan. Beberapa langkah utama yang telah diambil antara lain:
-
Menghentikan 12 kontrak dalam General Services Administration dan Departemen Pendidikan, yang menghemat sekitar US$30 juta.
-
Mengakhiri 12 kontrak sewa gedung pemerintah yang tidak terpakai, menghemat sekitar US$3 juta.
-
Menghapus 36 kontrak di enam lembaga pemerintahan, yang menghasilkan penghematan sebesar US$165 juta.
-
Merekomendasikan penghapusan USAID dan pemindahan fungsi lembaga ini ke Departemen Luar Negeri.
-
Mengurangi anggaran dan tenaga kerja National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), yang berisiko menghambat layanan prakiraan cuaca.
Baca Juga: Argentina dan Italia Menyusul! Ikuti Langkah Trump Keluar dari WHO
Reaksi dan Kritik terhadap Kebijakan DOGE
Kebijakan pemangkasan anggaran yang dilakukan DOGE menuai pro dan kontra. Para pendukungnya berpendapat bahwa langkah ini dapat menghilangkan birokrasi yang berbelit-belit dan mengembalikan efisiensi dalam pemerintahan. Namun, para kritikus menilai bahwa langkah ini dapat membahayakan layanan publik yang vital.
Beberapa tokoh yang memberikan pendapat mereka mengenai kebijakan ini antara lain:
-
Kevin Thompson (CEO 9i Capital Group): Menyatakan bahwa pemotongan ini dapat bersifat sementara karena banyak kebijakan yang dapat dibatalkan oleh pemerintahan berikutnya.
-
Alex Beene (Instruktur Literasi Keuangan, Universitas Tennessee Martin): Memperingatkan bahwa pengurangan tenaga kerja federal dapat menyebabkan keterlambatan dalam layanan seperti pengembalian pajak dan proses tunjangan sosial.
-
Michael Ryan (Ahli Keuangan dan Pendiri MichaelRyanMoney.com): Mengungkapkan kekhawatiran bahwa pendekatan DOGE tidak memiliki metodologi transparan dan dapat menimbulkan ketidakstabilan jangka panjang bagi ekonomi dan keamanan nasional.