Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (16/9/2025) mengatakan bahwa AS dan China telah mencapai kesepakatan yang memungkinkan aplikasi video pendek TikTok tetap beroperasi di AS.
Kesepakatan tersebut mencakup pengalihan aset TikTok di AS dari ByteDance, perusahaan asal China, ke pemilik baru yang berbasis di AS.
Baca Juga: Tokopedia dan TikTok Shop Dorong Perempuan Jadi Kreator Konten Lewat Cara Ini
Jika terealisasi, langkah ini bisa mengakhiri saga hampir setahun terakhir yang sempat memanas dan menjadi bagian dari tensi dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
TikTok sendiri memiliki 170 juta pengguna di AS, sehingga posisinya sangat strategis dalam dinamika sosial-politik negeri Paman Sam.
Trump tidak merinci isi kesepakatan. Namun, setiap perjanjian kemungkinan tetap memerlukan persetujuan Kongres AS yang dikuasai Partai Republik.
Pada 2024, saat pemerintahan Presiden Joe Biden, Kongres mengesahkan undang-undang yang mewajibkan divestasi TikTok.
Regulasi ini lahir dari kekhawatiran bahwa data pengguna AS bisa diakses pemerintah China untuk tujuan mata-mata maupun operasi pengaruh.
Baca Juga: Oracle Masuk Konsorsium yang Memungkinkan TikTok Lanjutkan Operasi di AS
Meski begitu, pemerintahan Trump beberapa kali menunda penegakan aturan penutupan TikTok.
Deadline divestasi sudah diperpanjang tiga kali karena kekhawatiran memicu protes dari jutaan pengguna TikTok sekaligus mengganggu kanal komunikasi politik.
Trump sendiri kerap memuji peran TikTok dalam kemenangannya pada Pemilu 2024. Akun pribadinya kini memiliki 15 juta pengikut, sementara Gedung Putih juga meluncurkan akun resmi TikTok bulan lalu.
CNBC melaporkan kesepakatan ini diperkirakan rampung dalam 30–45 hari ke depan. Struktur transaksi dikabarkan akan melibatkan investor lama ByteDance serta investor baru yang berbasis di AS.
Baca Juga: AS–China Capai Kesepakatan Soal TikTok, Trump dan Xi Akan Konfirmasi Jumat (19/9)
Sebelumnya, skema serupa sudah sempat digodok pada musim semi lalu, yakni memisahkan operasi TikTok di AS ke dalam entitas baru yang mayoritas dimiliki investor domestik.
Namun, rencana tersebut tertunda setelah China menolak menyetujuinya menyusul keputusan Trump mengenakan tarif tinggi terhadap produk-produk asal China.