Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - Presiden Donald Trump dalam pidato pelantikannya hari Senin (20 Januari) kembali menegaskan janjinya untuk merebut kembali kendali Terusan Panama dari Panama.
Trump menuduh Panama melanggar janji yang telah dibuat pada saat penyerahan terusan pada tahun 1999 dan menyerahkan operasinya kepada China - klaim yang telah keras ditolak oleh pemerintah Panama.
"Kita tidak memberikannya kepada China. Kita memberikannya kepada Panama, dan kita akan merebutnya kembali," kata Trump.
Ia tidak memberikan detail lebih lanjut mengenai kapan dan bagaimana ia berencana melakukannya, tetapi sebelumnya telah menolak untuk mengecualikan kemungkinan penggunaan kekuatan militer.
Baca Juga: Trump Menunda Tarif, Fokus Meninjau Perdagangan dengan China, Kanada, dan Meksiko
Rencana ini menuai kritik dari negara-negara Amerika Latin, baik sekutu maupun musuh Amerika Serikat.
Presiden Panama Jose Raul Mulino merespon di platform X bahwa negaranya telah mengelola kanal secara bertanggung jawab untuk perdagangan dunia, termasuk untuk Amerika Serikat.
Dia menegaskan bahwa kanal ini adalah dan akan tetap milik Panama.
Pernyataan Trump tentang Terusan Panama merupakan pernyataan paling terang mengenai agenda ekspansi wilayah yang telah ia ungkapkan dalam beberapa minggu terakhir.
Baca Juga: PBB: 915 Truk Bantuan Masuk ke Gaza pada Senin (20/1)
Sebelum pelantikannya, Trump juga menyatakan ingin mengakuisisi Greenland, menggambarkan wilayah teritori Denmark di luar negeri itu sebagai penting untuk kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat.
Dia juga membayangkan Kanada sebagai bagian dari negara bagian Amerika Serikat.
Khawatirkan Dampak Global
Para kritikus menuduh Trump menggunakan bahasa yang mengundang imperialisme modern.