Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif 25% terhadap mobil dan truk ringan impor yang mulai berlaku pekan depan.
Kebijakan ini memperluas perang dagang global yang dimulai setelah ia kembali ke Gedung Putih awal tahun ini.
Para pakar industri otomotif memperingatkan bahwa langkah ini dapat meningkatkan harga kendaraan dan menghambat produksi.
"Apa yang akan kami lakukan adalah menerapkan tarif 25% untuk semua mobil yang tidak dibuat di Amerika Serikat," ujar Trump dalam acara di Oval Office, Rabu (26/3).
Baca Juga: Kanada akan Segera Menanggapi Serangan Trump, Ini yang Bakal Dilakukan
Trump menggunakan tarif sebagai alat untuk meningkatkan pendapatan guna menutupi pemotongan pajak yang dijanjikannya dan membangkitkan kembali industri manufaktur AS yang telah lama merosot.
Pungutan tarif ini akan mulai diberlakukan pada 3 April, sehari setelah ia mengumumkan tarif balasan terhadap negara-negara yang dianggapnya bertanggung jawab atas defisit perdagangan AS.
Reaksi Internasional
Keputusan ini langsung mendapat reaksi dari berbagai pemimpin dunia. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut langkah tersebut sebagai "buruk bagi bisnis, lebih buruk bagi konsumen,".
Sementara Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyebutnya sebagai "serangan langsung" terhadap pekerja Kanada.
"Kami akan membela pekerja kami, membela perusahaan kami, membela negara kami, dan kami akan melakukannya bersama-sama," ujar Carney di Ottawa.
Baca Juga: Donald Trump Bekukan Proses Aplikasi Green Card bagi Pengungsi, Apa Alasannya
Sementara itu, United Auto Workers (UAW), serikat pekerja otomotif di AS, justru mendukung kebijakan ini.
"Tarif ini adalah langkah besar menuju arah yang benar bagi pekerja otomotif dan komunitas kelas pekerja di seluruh negeri," kata Presiden UAW Shawn Fain.
Namun, saham produsen mobil langsung jatuh dalam perdagangan setelah jam kerja, dan indeks saham AS turun, menandakan pembukaan yang lemah pada Kamis (27/3).
Dampak pada Industri Otomotif
Kebijakan ini didasarkan pada penyelidikan keamanan nasional tahun 2019 berdasarkan Pasal 232 Undang-Undang Perdagangan AS tahun 1962.
Investigasi tersebut menyimpulkan bahwa impor mobil merugikan keamanan nasional AS, meskipun pada saat itu Trump tidak langsung menerapkan tarif.
Baca Juga: Vietnam Pangkas Tarif Impor Produk AS untuk Hindari Sanksi Dagang Trump
Namun, pemberlakuan tarif ini dilakukan dengan tergesa-gesa. Untuk sementara, suku cadang otomotif yang memenuhi perjanjian perdagangan AS-Meksiko-Kanada (USMCA) akan dikecualikan dari tarif.
Pengecualian juga berlaku untuk semua suku cadang mobil lainnya hingga 3 Mei.
Brad Setser, mantan pejabat Departemen Keuangan AS, mengatakan sekitar 4 juta mobil yang diimpor dari Kanada dan Meksiko kini menghadapi tarif 25% atau lebih, yang dapat menyebabkan lonjakan harga dan penurunan penjualan mobil di AS.
"Tarif ini adalah pelanggaran yang jelas terhadap USMCA dan juga menimbulkan pertanyaan mengenai perjanjian perdagangan bebas dengan Korea Selatan," ujar Setser.
Pada 2024, AS mengimpor produk otomotif senilai US$474 miliar, termasuk mobil penumpang senilai US$220 miliar.
Lima pemasok utama adalah Meksiko, Jepang, Korea Selatan, Kanada, dan Jerman—semuanya adalah sekutu dekat AS.
Baca Juga: Trump Bikin Geger Lagi! Terapkan Tarif 25% bagi Negara Pembeli Minyak dari Venezuela
Efek pada Pasar dan Konsumen
Investor semakin khawatir terhadap dampak tarif ini. Indeks S&P 500 turun 1,1% sebelum pengumuman Trump dan telah anjlok lebih dari 4% sepanjang Maret, mencatatkan kinerja bulanan terburuk dalam hampir satu tahun.
Jennifer Safavian, Presiden Autos Drive America mengatakan bahwa tarif ini akan membuat mobil lebih mahal bagi konsumen, mengurangi pilihan kendaraan, dan mengancam lapangan kerja di sektor manufaktur AS.
“Pada saat harga menjadi perhatian utama bagi pembeli mobil Amerika, tarif ini justru akan meningkatkan biaya produksi dan penjualan mobil di AS, yang pada akhirnya berdampak pada harga dan pekerjaan," ujarnya.
Langkah ini juga sejalan dengan kebijakan perdagangan Trump yang lebih luas.
Baca Juga: Trump akan Luncurkan Stablecoin USD1, Tantang Dominasi Tether dan USDC
Sejak kembali menjabat pada 20 Januari, ia telah mengumumkan dan menunda tarif terhadap Kanada dan Meksiko atas tuduhan keterlibatan mereka dalam penyelundupan opioid fentanyl ke AS, serta memberlakukan bea masuk tinggi pada impor baja dan aluminium.
Trump juga berencana mengumumkan tarif balasan global pada 2 April, meskipun ia menyiratkan bahwa kebijakan ini mungkin lebih lunak dari yang diperkirakan sebelumnya.
"Kami akan membuatnya sangat fleksibel," ujar Trump. "Saya pikir orang-orang akan sangat terkejut. Dalam banyak kasus, tarif ini akan lebih rendah dibandingkan yang mereka kenakan terhadap kami selama beberapa dekade."
Dengan langkah ini, perang dagang global diperkirakan akan semakin memanas, dengan dampak besar pada harga kendaraan, industri otomotif, dan hubungan dagang AS dengan negara-negara mitranya.