kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Trump Naikkan Tarif Impor Barang India 25%, Hubungan Dagang AS-India Memanas


Kamis, 07 Agustus 2025 / 08:02 WIB
Trump Naikkan Tarif Impor Barang India 25%, Hubungan Dagang AS-India Memanas
ILUSTRASI. Indian Prime Minister Narendra Modi speaks to U.S. President Donald Trump during a meeting at Hyderabad House in New Delhi, India, February 25, 2020. REUTERS/Al Drago


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/NEW DELHI. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberlakukan tarif tambahan sebesar 25% atas barang-barang asal India pada Rabu (6/8/2025).

Kebijakan ini diambil sebagai respons atas keputusan India yang terus mengimpor minyak dari Rusia, yang dinilai sebagai bentuk pembangkangan terhadap sanksi Barat.

Langkah ini secara drastis memperburuk hubungan antara dua negara yang sebelumnya menjalani negosiasi dagang, namun kini menemui jalan buntu.

Baca Juga: Korea Selatan Catat Surplus Transaksi Berjalan Tertinggi Sepanjang Sejarah pada Juni

Tarif baru ini akan berlaku mulai 21 hari setelah 7 Agustus, dan akan membuat bea masuk atas beberapa produk ekspor India naik hingga 50%, salah satu tarif tertinggi yang dikenakan terhadap mitra dagang AS mana pun.

Perintah eksekutif Trump tidak menyebutkan China negara lain yang juga mengimpor minyak Rusia, namun Trump mengatakan bahwa kemungkinan tarif serupa terhadap China bisa diumumkan sewaktu-waktu.

“Mungkin saja... saya belum bisa pastikan,” kata Trump kepada wartawan. “Kita sudah lakukan pada India. Kita mungkin akan melakukannya juga ke beberapa negara lain. Salah satunya bisa jadi China.”

Baca Juga: Hubungan dengan AS Memanas, PM India Bakal Kunjungi China Setelah 7 Tahun

Pukulan Berat bagi Ekspor India

Analis menyebut kebijakan ini sebagai titik terendah dalam hubungan AS-India sejak Trump kembali menjabat pada Januari lalu.

AS merupakan pasar ekspor terbesar bagi India, dengan total ekspor mencapai hampir US$87 miliar pada 2024.

Kebijakan ini dikhawatirkan akan memukul sektor andalan ekspor India seperti tekstil, alas kaki, perhiasan, dan batu mulia.

Keputusan ini juga menjadi kontras tajam dibandingkan hubungan hangat Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi saat bertemu pada Februari lalu.

Sejak itu, Trump secara terbuka menyebut ekonomi India sebagai “mati”, hambatan dagangnya “menjengkelkan”, serta menuduh India mengambil untung dari minyak murah Rusia sembari mengabaikan korban jiwa di Ukraina akibat invasi Rusia selama 3,5 tahun terakhir.

Baca Juga: Apple Investasi Baru US$100 Miliar di AS, Trump: Mereka Pulang Kampung

Respons Keras India

Kementerian Luar Negeri India menyebut langkah AS sebagai “sangat disayangkan” dan menekankan bahwa banyak negara lain juga mengimpor minyak Rusia demi kepentingan ekonomi nasional mereka.

“India akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasionalnya,” tegas pernyataan resmi, seraya menambahkan bahwa keputusan pembelian minyak ditentukan oleh dinamika pasar dan kebutuhan energi 1,4 miliar penduduk India.

Langkah Trump ini muncul menjelang kunjungan Modi ke China, yang pertama kali dalam lebih dari tujuh tahun, memunculkan spekulasi pergeseran aliansi India saat hubungan dengan AS memburuk.

Baca Juga: Trump Ancam Kenakan Tarif Baru ke China Terkait Impor Minyak Rusia

Dampak ke Pasar dan Ekonomi

Harga minyak naik sekitar 1% pada Rabu, setelah sempat menyentuh level terendah lima minggu sehari sebelumnya.

Kenaikan ini dipicu sanksi baru terhadap India dan penurunan stok minyak mentah AS yang melebihi ekspektasi.

Pekan lalu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan China bahwa pembelian minyak Rusia yang berkelanjutan dapat memicu tarif baru, terlebih menjelang berakhirnya kesepakatan gencatan dagang AS-China pada 12 Agustus.

Ekonom dan eksportir India menyuarakan kekhawatiran serius. Presiden Federasi Organisasi Eksportir India, S.C. Ralhan, mengatakan sekitar 55% pengiriman ke AS akan terdampak.

“Dengan tarif setinggi ini, perdagangan antara kedua negara bisa dibilang akan mati,” ujar Madhavi Arora, ekonom di Emkay Global.

Baca Juga: Trump Ancam Tarif 100% untuk Chip Impor, Kecuali Diproduksi di AS

India kini tengah mempertimbangkan insentif seperti subsidi bunga dan jaminan pinjaman untuk meredam dampak terhadap eksportir.

Analis HDFC Bank Sakshi Gupta memperkirakan, ekspor yang melemah ke AS dapat menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi India tahun ini ke bawah 6%, dari target awal 6,5% oleh bank sentral.

Rupee India terpantau melemah di pasar forward luar negeri, sementara kontrak berjangka saham juga sedikit turun.

“Pasar sudah mulai memproyeksikan risiko tarif tinggi ini, namun reaksi jangka pendek tetap tak terhindarkan jika tidak ada kejelasan atau terobosan diplomatik,” kata Mayuresh Joshi, Kepala Riset Ekuitas India di Willian O’Neil.

Negosiasi Gagal, Jendela Diplomasi Masih Terbuka?

Kebijakan tarif ini muncul setelah lima putaran negosiasi perdagangan yang gagal. Tuntutan AS atas akses lebih luas ke pasar pertanian dan produk susu India menjadi titik gesekan, namun keputusan India untuk tetap mengimpor minyak Rusia senilai rekor US$52 miliar tahun lalu dianggap sebagai pemicu utama.

Sejumlah pejabat India menyebut masih ada ruang untuk bernegosiasi, mengingat tarif akan berlaku dalam 21 hari.

“Ini sinyal bahwa Gedung Putih masih membuka pintu dialog,” ujar salah satu pejabat tinggi India yang enggan disebutkan namanya.

Namun, saat ini belum ada rencana kunjungan ke Washington oleh Modi atau pejabat senior lainnya, dan India belum mempertimbangkan tindakan balasan.

Selanjutnya: Hari Ini (7/8) Pengumuman Rebalancing Indeks MSCI, Analis Rekomendasi Saham Berikut

Menarik Dibaca: Ini Cara Atasi Masalah Kulit Saat Cuaca Esktrem Ala Halodoc




TERBARU

[X]
×