kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.175   100,00   0,61%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Trump Serukan Penurunan Harga Minyak, OPEC+ Belum Bereaksi


Jumat, 24 Januari 2025 / 20:22 WIB
Trump Serukan Penurunan Harga Minyak, OPEC+ Belum Bereaksi
ILUSTRASI. OPEC+ belum bereaksi terhadap seruan dari Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan harga minyak.REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - LONDON. OPEC+ belum bereaksi terhadap seruan dari Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan harga minyak. Delegasi OPEC+ merujuk pada rencana yang sudah ada untuk mulai menaikkan produksi minyak mulai bulan April. 

Mengutip Reuters, Jumat (24/1), Trump telah mengumumkan bahwa ia akan meminta Arab Saudi dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC+) untuk menurunkan biaya minyak.

Seruan ini sering ia lakukan dalam masa jabatan pertamanya di Gedung Putih. 

ketika ditanya tentang komentar Trump, Menteri Ekonomi Arab Saudi Faisal al-Ibrahim yang berbicara di sebuah panel di Forum Ekonomi Dunia di Davos pada hari Jumat, mengatakan posisi Arab Saudi dan OPEC adalah untuk stabilitas pasar minyak jangka panjang. 

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Jumat (24/1), Brent ke US$78,35 dan WTI ke US$74,66

OPEC+, atau OPEC, Rusia, dan sekutu lainnya tidak menargetkan harga minyak dan sudah memiliki rencana untuk mulai menaikkan produksi mulai April 2025, setelah menunda kenaikan tersebut beberapa kali karena permintaan yang lemah.

"Saya pikir ini sudah sejalan dengan kebijakan pelonggaran OPEC pada bulan April," kata seorang delegasi dari kelompok tersebut dengan mengacu pada komentar presiden AS.

OPEC dan kantor komunikasi pemerintah Saudi tidak segera membalas permintaan komentar.

Harga minyak telah naik tahun ini, dengan minyak mentah Brent mencapai hampir US$ 83 per barel pada tanggal 15 Januari, tertinggi sejak Agustus, didukung oleh kekhawatiran tentang dampak pasokan sanksi AS terhadap Rusia. 

Harga sejak itu turun hingga di bawah US$ 79 per barel pada hari Jumat. 

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terkoreksi 1%, Setelah Trump Desak OPEC Turunkan Harga

Trump juga mengatakan bahwa jika harga turun, perang Rusia-Ukraina akan segera berakhir. 

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, yang menanggapi komentar tersebut pada hari Jumat, mengatakan bahwa konflik tersebut adalah tentang keamanan nasional, bukan minyak.

Pada masa jabatan pertamanya, Trump sering mendesak OPEC dan Arab Saudi untuk menurunkan harga dan menutupi kekurangan ekspor dari Iran, dengan komentarnya tentang OPEC terkadang berdampak lebih besar pada harga daripada komentar OPEC sendiri.

OPEC+ memiliki kesempatan untuk meninjau kebijakannya saat panel menteri utama yang disebut Komite Pemantauan Bersama Menteri bertemu pada tanggal 3 Februari.

Berdasarkan praktik OPEC+ sebelumnya, keputusan untuk melanjutkan kenaikan pada bulan April diperkirakan akan diambil sekitar awal Maret.

Selanjutnya: Fokus Akselerasi Adopsi ESG, Indonesia Sustainable Business Forum 2025 Sukses Digelar

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (25/1): Dari Berawan hingga Diguyur Hujan



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×