Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengeluarkan ultimatum keras terhadap Rusia.
Mengutip Anadolu Agency, dalam pernyataannya hari Selasa (30/7/2025), Trump menegaskan bahwa Kremlin hanya memiliki waktu 10 hari, hingga 8 Agustus 2027, untuk mengakhiri perang di Ukraina, atau akan menghadapi sanksi tambahan dari Amerika Serikat.
Berbicara dari dalam pesawat kepresidenan Air Force One, Trump menegaskan bahwa jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghentikan perang, maka tarif dan sanksi sekunder akan diberlakukan.
Ini termasuk tarif terhadap mitra dagang Rusia, strategi yang disebut-sebut dapat menekan ekonomi Rusia secara tidak langsung.
"Kami akan mengenakan tarif dan sebagainya jika Moskow tidak menghentikan perang," tegasnya.
"Saya tidak tahu apakah ini akan memengaruhi Rusia, karena dia jelas ingin melanjutkan perang, tetapi kami akan mengenakan tarif dan berbagai hal yang Anda kenakan, mungkin akan memengaruhi mereka atau tidak," kata Trump yang tampaknya merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca Juga: Kecewa Berat dengan Putin, Trump Janji akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina
Dari 50 Hari Menjadi 10 Hari: Trump Percepat Tenggat Waktu
Sebelumnya, Trump telah memberi Rusia tenggat waktu 50 hari untuk mencapai gencatan senjata dengan Ukraina, yang akan jatuh pada awal September. Namun, kini tenggat waktu tersebut diperpendek drastis menjadi hanya 10 hari.
Menjelang pertemuannya dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Trump mengatakan ia "sangat kecewa" dengan Putin, karena presiden Rusia itu mulai meluncurkan roket ke kota seperti Kyiv dan menewaskan banyak orang di panti jompo atau semacamnya.
"Kita harus mempertimbangkannya. Saya akan mengurangi 50 hari yang saya berikan kepadanya (untuk gencatan senjata dengan Ukraina) menjadi lebih singkat, karena saya rasa saya sudah tahu jawabannya," tambahnya.
CBS News melaporkan, Trump semakin menunjukkan rasa frustrasinya terhadap Putin. Dia mempertanyakan apakah pemimpin Rusia itu benar-benar ingin mengakhiri perang dengan Ukraina.
Trump mengaku sempat berpikir bahwa ia telah melakukan panggilan telepon yang baik dengan pemimpin Rusia, tetapi keesokan harinya, ia mendapati lebih banyak warga Ukraina yang dibunuh oleh Rusia.
Tonton: Perang Dagang AS-China Belum Tamat, Xi Jinping Pakai Tanah Jarang Buat Tekan Trump
"Saya selalu menutup telepon, [dan] berkata, 'Wah, itu panggilan telepon yang bagus,'" kata Trump awal Juli. "Lalu rudal diluncurkan ke Kyiv atau kota lain, dan saya berkata, 'Aneh.' Dan setelah itu terjadi tiga atau empat kali, Anda bilang, pembicaraan itu tidak berarti apa-apa."
Ini berbeda dari awal tahun ini, ketika Trump mengatakan ia berpikir Putin "menginginkan perdamaian."
"Tidak ada alasan untuk menunggu," kata Trump pada hari Senin. "Kita tidak melihat adanya kemajuan."