Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Senin (20/4/2020) bahwa pemerintah Suriah telah melanggar gencatan senjata di wilayah barat laut Idlib. Dia pun memperingatkan bahwa Damaskus akan menderita kerugian besar jika hal itu tetap berlangsung.
Mengutip Reuters, Turki dan Rusia, yang mendukung pihak-pihak yang berseteru dalam perang Suriah, sepakat pada 5 Maret untuk menghentikan permusuhan di Suriah baratlaut setelah meningkatnya bentrokan di wilayah itu sehingga menyebabkan hampir satu juta orang harus mengungsi dan membuat kedua pihak dekat dengan konfrontasi.
Baca Juga: Dapat serangan roket tiba-tiba, dua tentara Turki tewas di Idlib Suriah
Berbicara di Istanbul setelah pertemuan kabinet, Erdogan mengatakan pemerintah Suriah menggunakan wabah virus corona sebagai kesempatan untuk meningkatkan kekerasan di Idlib. Dia juga menambahkan bahwa Turki tidak akan mengizinkan "kelompok gelap" di wilayah itu untuk melanggar gencatan senjata juga.
Untuk menyegarkan ingatan saja, pada awal Maret lalu, Turki dan Rusia menyepakati perjanjian gencatan senjata di wilayah Idlib Suriah. Kesepakatan itu diutarakan oleh dua pemimpin negara menyusul pembicaraan di Moskow terhadap konflik yang telah menyebabkan hampir satu juta orang terlantar dalam tiga bulan terakhir.
Baca Juga: Turki dan Rusia menyepakati perjanjian gencatan senjata di wilayah Idlib Suriah
Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan ia berharap perjanjian mereka akan menyebabkan penghentian aksi militer di markas besar pemberontak utama Suriah di barat laut negara itu.
"Saya menyatakan harapan bahwa perjanjian ini akan berfungsi sebagai dasar yang baik untuk penghentian kegiatan militer di zona de-eskalasi Idlib (dan) menghentikan penderitaan penduduk yang damai dan meningkatnya krisis kemanusiaan," kata Putin dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Putin dan Erdogan berunding 6 jam, begini nasib perang Suriah
Erdogan mengatakan kepada wartawan bahwa gencatan senjata akan mulai berlaku pada tengah malam hari Kamis. "Kami akan bekerja sama untuk memasok bantuan bagi Suriah yang membutuhkan," katanya, seraya menambahkan bahwa Turki mempertahankan hak "untuk menanggapi semua serangan rezim (Suriah) di lapangan."
Rusia dan Turki mendukung pihak-pihak yang berselisih dalam konflik sembilan tahun di Suriah, di mana Moskow mendukung Presiden Bashar al-Assad dan Turki mendukung beberapa kelompok pemberontak. Beberapa kesepakatan sebelumnya untuk mengakhiri pertempuran di Idlib telah gagal.