kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45914,93   -8,56   -0.93%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UBS hingga Morgan Stanley potong bonus gaji karyawan tahun lalu, kenapa?


Kamis, 23 Januari 2020 / 21:20 WIB
UBS hingga Morgan Stanley potong bonus gaji karyawan tahun lalu, kenapa?
ILUSTRASI. Logo Morgan Stanley. REUTERS/Mike Blake/File Photo


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Bank-bank global termasuk Morgan Stanley dan Grup UBS dikabarkan telah memangkas bonus bankir investasi di kawasan Asia setelah kesepakatan mereda. Adapun, melansir Bloomberg, Kamis (23/1) karyawan senior disebut menerima pukulan paling besar, menurut sumber Bloomberg.

Tercatat, jumlah bonus upah karyawan perbankan di unit investasi kecuali di kawasan Asia kecuali Jepang memang mengalami penurunan sekitar 14% di akhir tahun lalu. Pun, Morgan Stanley juga disebut telah memangkas bonus sebesar 9% lebih rendah pada tahun lalu.

Baca Juga: Setelah Wuhan, China isolasi Kota Huanggang demi cegah virus corona

Hal serupa juga terjadi pada Citigroup Inc yang pada kuartal IV 2019 mencatatkan kinerja terbaik sejak tahun 2017, juga mengurangi bonus karyawan sekitar 6% untuk mengurangi biaya, menurut pihak internal yang tak mau disebutkan identitasnya.

Goldman Sachs Group Inc di sisi lain memilih untuk mempertahankan pemberian bonus alias stagnan secara tahunan. Meski begitu, hal ini tetap meningkatkan jumlah pengeluaran cukup besar bagi bankir-bankir dengan kinerja positif.

Adapun, dari sisi penjualan saham di tahun lalu Goldman memang lebih sedikit di kawasan Asia kecuali Jepang, atau berada di peringkat kelima di bawah Morgan Stanley dan Citigroup, menurut data Bloomberg.

Posisi Goldman juga turun di peringkat kedua dari sisi jasa penasehat merger dan akuisisi pada tahun 2019. Setelah sebelumnya menduduki peringkat teratas di tahun 2018 silam.

Baca Juga: Imigrasi disarankan deportasi jurnalis Mongabay karena langgar izin tinggal

Kawasan Asia memang telah berjuang untuk mempertahankan ekonomi agar tetap stabil. Hal ini sebagian disebabkan pertumbuhan ekonomi China yang melambat ke level terendah sejak tiga dekade akibat sempat memanasnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang dibarengi dengan pengetatan likuiditas bank.

Walhasil, jumlah kesepakatan investasi di Asia pun menurun di tahun lalu. Misalnya saja, nilai merger Asia kecuali Jepang turun sebanyak 9% secara year on year (yoy) sementara saham yang dijual di wilayah ini menunjukkan jumlah terendah sejak tahun 2013 bila mengacu data Bloomberg. Tekanan dari sisi biaya operasional pun terjadi di tahun lalu, yang diperkirakan masih akan berlanjut tahun ini.

Grup UBS pun mencatatkan kinerja buruk tahun lalu karena banyak penjualan saham atau ekuitas tersendat di wilayah Hong Kong, yang merupakan pasar penawaran umum perdana tersibuk di dunia. Pemberi pinjaman yang berbasis di Zurich ini juga telah memangkas biaya operasional dan merestrukturisasi bisnisnya sebagai bagian dari perubahan pola bisnis global.

Morgan Stanley juga memotong bonus gaji karyawan di Asia setelah komisi yang diperoleh dari merger dan akuisisi rupanya mencatatkan realisasi lebih rendah. Pendapatan bisnis investasi perbankan alias investment banking secara keseluruhan menurun sekitar 12%.

Pemangkasan bonus ini pun menjadi topik hangat, pasalnya Morgan Stanley punya kebijakan dermawan dari sisi bonus. Misalnya saja, pada tahun 2018 bank ini meningkatkan jumlah bonus kepada karyawan lebih dari dua digit dari tahun sebelumnya.

Di sisi lain Citigroup masih mampu mencatatkan pertumbuhan dari sisi investasi di Asia, kendati hanya naik 4% secara yoy tahun lalu. Hingga kini, seluruh bank belum dapat mengomentari hal tersebut.

Baca Juga: Ini jadwal tour dunia BTS 2020, Singapura dan Hong Kong tidak termasuk

Tren pengurangan bonus karyawan memang terjadi hampir di seluruh bank besar. Bonus untuk Direktur Pelaksana atau Direktur Eksekutif pun mengalami penurunan bonus yang terbesar yakni turun 9% sampai 12% dari tahun 2018. Bonus untuk posisi kepala divisi masih relatif stagnan, walau ada beberapa bank yang masih menaikkan jumlah bonus.

Secara rata-rata, total anggaran yang dikeluarkan perusahaan global kepada bankir senior saat ini berkisar antara US$ 1,25 juta hingga US$ 1,75 juta, tergantung lokasi geogratif dan cakupan sektor bisnis. Sedangkan untuk Direktur, kisaran anggaran yang digelontorkan yakni mencapai US$ 1 juta hingga US$ 1,25 juta.

Secara global sebenarnya perbankan masih mampu menggali potensi cuan di tengah kondisi yang belum stabil. Semisal JPMorgan Chase & Co, Morgan Stanley dan Citigroup yang secara rata-rata mencatat kenaikan pendapatan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×