Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - ZURICH. Pimpinan The Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral AS akan terus bertindak "sesuai yang dibutuhkan" untuk mempertahankan ekspansi di Amerika. Melansir Reuters, hal itu diungkapkan Powell saat berada di Zurich pada Jumat (6/9).
"Kewajiban kami adalah untuk menggunakan peralatan yang kami miliki untuk menyokong ekonomi, dan hal itulah yang akan terus kami lakukan," jelas Powell di Universitas Zurich.
Kendati demikian, dia mengatakan, "Memang sewaktu-waktu, kami memiliki perbedaan pendapat di antara anggota The Fed pada pertemuan 17-18 September lalu dalam memutuskan suku bunga acuan."
Baca Juga: Jerome Powell berjanji arah kebijakan The Fed akan pertahankan ekspansi ekonomi AS
Mengutip Reuters, kata-kata Powell yang terlihat sangat hati-hati mencerminkan perpecahan di dalam bank sentral AS tentang cara terbaik untuk merespons kondisi ekonomi di mana pasar tenaga kerja dan pengeluaran konsumen cukup kuat. Akan tetapi, meningkatnya ketegangan perdagangan antara Beijing dan Washington, kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, serta perlambatan ekonomi secara global menimbulkan risiko.
Presiden Fed Boston Eric Rosengren, misalnya, telah mengusulkan untuk membiarkan suku bunga acuan tetap seperti saat ini sampai ada risiko yang lebih nyata dalam data ekonomi AS.
Yang lainnya, termasuk Presiden Fed St. Louis James Bullard telah menyerukan pemangkasan suku bunga setengah persentase poin untuk mengatasi risiko perang perdagangan dan membawa tingkat suku bunga Fed lebih sesuai dengan ekspektasi pasar. Melansir Reuters, pasar keuangan memang bertaruh para pembuat kebijakan Fed akan setuju untuk mengesampingkan perbedaan dan akan kembali memangkas suku bunga acuan pada akhir bulan ini.
Baca Juga: Kenaikan tarif impor gerus laba, perusahaan Asia memilih pulang kampung
Powell mengatakan para pembuat kebijakan akan mengawasi dengan cermat risiko geopolitik, kondisi keuangan, dan data ekonomi lainnya saat mereka mempertimbangkan apa yang harus dilakukan.
Data beragam
Pejabat The Fed saat ini lebih fokus pada apakah penurunan dalam pengeluaran bisnis dan penurunan manufaktur yang disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian perdagangan telah menyebar ke bagian lain perekonomian. Seperti yang diketahui, aktivitas pabrik menurun pada bulan Agustus ketika Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor dari China, dan Cina membalasnya dengan langkah serupa.
Hasil riset The Fed yang diterbitkan awal pekan ini memperkirakan, ketidakpastian perdagangan dapat menggunting sekitar US$ 200 miliar dari PDB AS pada awal 2020, karena perusahaan menunda investasi.
Baca Juga: The Fed: Ketidakpastian perdagangan hapus produksi global senilai Rp 12.070 triliun!
Namun sejauh ini, sejumlah tanda ketidakpastian tersebut diterjemahkan menjadi hilangnya lapangan kerja. Data yang dirilis pemerintah AS menunjukkan, pertumbuhan lapangan kerja di AS melambat lebih dari yang diharapkan pada Agustus. Akan tetapi kenaikan upah yang kuat dan rebound dalam jam kerja menunjukkan ketahanan.
Powell memprediksi, AS dan ekonomi dunia akan tumbuh moderat dan akan berhasil menghindari resesi.
Di sisi lain, ada juga tanda-tanda yang meresahkan di pasar keuangan, terutama inversi kurva imbal hasil surat utang AS, yang secara historis menunjukkan resesi 18 bulan hingga dua tahun ke depan.