kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ukraina Serukan Zona Larangan Terbang untuk Setop Aksi Pemboman Rusia


Selasa, 01 Maret 2022 / 07:40 WIB
Ukraina Serukan Zona Larangan Terbang untuk Setop Aksi Pemboman Rusia
ILUSTRASI. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mendesak Barat untuk mempertimbangkan zona larangan terbang bagi pesawat Rusia di atas Ukraina.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Akan tetapi Putin tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mempertimbangkan kembali invasi yang dia lakukan terhadap tetangga Rusia Kamis lalu.

Pemimpin Rusia itu malah menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi pada hari Minggu, meskipun seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan Washington masih belum melihat "pergerakan" setelah pengumuman Putin. 

Ditanya di Gedung Putih pada hari Senin apakah warga Amerika harus khawatir tentang perang nuklir, Presiden AS Joe Biden mengatakan: "Tidak."

Tetapi sebagai tanda hubungan yang memburuk, Amerika Serikat mengusir 12 diplomat Rusia di PBB, dengan alasan masalah keamanan nasional. Rusia menggambarkan langkah itu sebagai "aksi bermusuhan."

Baca Juga: Perkenalkan Bom Termobarik, Senjata Rusia Paling Mematikan yang Dibawa ke Ukraina

Aksi kejahatan

Invasi Rusia - serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua - telah gagal mencapai keuntungan awal seperti yang diharapkan Putin.

Reuters memberitakan, Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang dikatakan tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangga selatannya dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya.

Kharkiv di timur laut Ukraina telah menjadi medan pertempuran utama. Oleg Synegubov, kepala administrasi regional Kharkiv, mengatakan artileri Rusia telah menggempur distrik perumahan meskipun tidak ada posisi tentara Ukraina atau infrastruktur strategis di sana. Sedikitnya 11 orang tewas, katanya.

"Ini terjadi pada siang hari, ketika orang-orang keluar ke apotek, untuk membeli bahan makanan, atau untuk air minum. Itu kejahatan," katanya.

Baca Juga: Rusia Serang Ukraina, Pemerintah Masih Terus Memonitor Dampaknya ke Inflasi



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×