kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Uni Eropa: Dengan Omicron, Dunia akan Bergerak Cepat Menuju Skenario Mendekati Endemi


Rabu, 12 Januari 2022 / 14:58 WIB
Uni Eropa: Dengan Omicron, Dunia akan Bergerak Cepat Menuju Skenario Mendekati Endemi
ILUSTRASI. Orang-orang mengantre untuk tes Covid-19 di Times Square, saat varian Omicron terus menyebar, di Manhattan, New York City, AS, 20 Desember 2021. REUTERS/Andrew Kelly.


Sumber: Al Jazeera | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - AMSTERDAM. Penyebaran varian Omicron mendorong Covid-19 menjadi endemi yang bisa umat manusia derita, meskipun masih menjadi pandemi untuk saat ini, pengawas obat Uni Eropa mengatakan pada Selasa (11/1).

European Medicines Agency (EMA) juga menyatakan keraguan tentang memberikan vaksin dosis keempat kepada populasi umum, dengan mengatakan, booster berulang bukanlah strategi "berkelanjutan".

"Tidak ada yang tahu persis kapan kita akan berada di ujung terowongan tetapi kita akan berada di sana," kata Marco Cavaleri, Head of Vaccine Strategy EMA, kepada wartawan, seperti dikutip Al Jazeera.

"Dengan peningkatan kekebalan dalam populasi, dan dengan Omicron, akan ada banyak kekebalan alami yang terjadi di atas vaksinasi, kita akan bergerak cepat menuju skenario yang akan mendekati endemisitas," ujarnya.

Tetapi, dia menekankan, "kita tidak boleh lupa bahwa kita masih dalam pandemi", mencatat beban besar pada perawatan kesehatan dari lonjakan kasus varian Omicron.

Baca Juga: WHO: Varian Omicron Sudah Mendominasi Kasus Covid-19 Global, Kalahkan Delta

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Selasa (11/1), lebih dari setengah populasi di Eropa berada di jalur yang untuk terpapar varian Omicron dalam dua bulan ke depan.

WHO juga memperingatkan, vaksin booster berulang bukanlah strategi yang tepat.

"Jika kita memiliki strategi di mana kita memberikan booster setiap empat bulan, kita akan berpotensi mengalami masalah dengan respons imun," ungkap Cavaleri.

"Dan kedua, tentu saja, ada risiko kelelahan pada populasi dengan pemberian vaksin booster secara terus-menerus," imbuhnya.

Sebaliknya, negara-negara harus mulai berpikir tentang memberi vaksin booster pada interval yang lebih lama, dan menyelaraskannya dengan awal musim dingin dengan cara pemberian vaksin flu saat ini, menurut Cavaleri.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×