Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Produsen jam tangan Swiss, Swatch, mulai menjual jam tangan edisi khusus dengan posisi angka tiga dan sembilan dibalik pada tampilan depannya. Posisi angka 9 ditempati oleh angka 3 di bagian kiri jam. Sementara, posisi angka 3 diisi oleh oleh 9 di bagian kanan jam.
Ini merupakan sebuah plesetan dari tarif 39% yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap impor AS dari Swiss bulan lalu.
Reuters melaporkan, tarif tersebut —salah satu yang tertinggi yang ditetapkan oleh Trump di seluruh dunia— menimbulkan keterkejutan dan kekecewaan di Swiss, produsen terkemuka jam tangan mewah dan barang-barang mewah lainnya.
Seorang juru bicara perusahaan pada hari Jumat (12/9/2025) mengatakan, dengan harga 139 franc Swiss atau US$ 175 dan setara dengan Rp 2,8 juta (kurs Rp 16.400), jam tangan bernama "WHAT IF...TARIFFS?" mulai dijual pada hari Rabu (10/9/2025) dan hanya tersedia di Swiss.
Juru bicara tersebut juga bilang bahwa jam tangan tersebut dibuat dengan "kedipan mata" yang disengaja dan mengirimkan peringatan kepada pemerintah Swiss, yang sejauh ini belum berhasil mendapatkan pengurangan tarif.
Baca Juga: Tarif Tinggi Trump Jadi Ancaman Produsen Mesin Kopi Starbucks Asal Swiss
Swatch mengatakan bahwa jam tangan ini bertujuan untuk menjadi produk yang berumur pendek.
"Karena begitu AS mengubah tarifnya untuk Swiss, kami akan segera menghentikan penjualan jam tangan ini," kata juru bicara tersebut.
Sayangnya, dia menolak menyebutkan berapa banyak jam tangan yang telah terjual sejauh ini, tetapi menyebut model tersebut "sangat sukses."
Situs web Swatch menyatakan pengiriman jam tangan berwarna krem dan biru ini kemungkinan tertunda satu hingga dua minggu karena apa yang disebutnya "permintaan yang sangat tinggi".
Jam tangan ini juga tersedia di hampir selusin toko Swatch, termasuk yang berada di bandara Zurich dan Jenewa.
Tonton: Danantara Kirim 36 Direksi Persero ke Swiss Buat Ikut Leadership Camp
Pemerintah Swiss telah berupaya menegosiasikan tarif yang lebih rendah dengan pemerintahan Trump sejak pungutan tersebut diumumkan.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick memberikan nada yang cukup optimistis mengenai perundingan tersebut pada hari Kamis, mengatakan kepada CNBC bahwa pemerintahnya kemungkinan besar akan mencapai kesepakatan dengan Swiss.