kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,91   1,36   0.15%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usia hampir se-abad, eks perdana menteri Mahathir tak ingin pensiun, ini rencananya


Jumat, 24 Juli 2020 / 15:53 WIB
Usia hampir se-abad, eks perdana menteri Mahathir tak ingin pensiun, ini rencananya


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Kualu Lumpur. Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tampaknya belum rela pensiun dari dunia politik Malaysia. Padahal, usia politisi senior Malaysia itu sudah hampir satu abad.

Mahathir Mohamad telah dipecat dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia. Partai tersebut didirikan Mahathir Mohamad. Oleh karena itu, Mahathir Mohamad tidak terima dan mengajukan gugatan ke pengadilan.

“Jika akhirnya saya dipecat dari Bersatu, saya mempertimbangkan membentuk partai baru.” ucap Mahathir ketika diwawancarai Channel News Asia, Rabu (22/7/2020).

Baca juga: Boneka seks ini laris di tengah pandemi corona, ini negara yang banyak membelinya

Adapun sosok berjuluk Dr M itu sedang menunggu keputusan akhir pengadilan mengenai banding pemecatannya dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia yang didirikannya. Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur dijadwalkan akan menyampaikan keputusan pada 7 Agustus mendatang.

Ketika ditanya lebih jauh apakah dia akan kembali bertanding untuk kursi parlemen pada pemilu mendatang, Mahathir tidak memberikan jawaban pasti. “Saya belum memutuskan. Satu hal yang pasti saya akan berkampanye aktif. Tentunya ada keterbatasan fisik mengingat saya akan berusia 98 tahun jika pemilu digelar pada 2023. Namun jika saya tetap sehat, saya akan turun memberikan dukungan kepada oposisi.”

Pemilu Malaysia harus digelar paling lambat Mei 2023. Desas-desus pemilu dini sekitar akhir 2020 atau awal 2021 bersliweran dalam beberapa bulan terakhir.

Riwayat pemecatan Mahathir Mahathir bersama 4 parlementarian lain dipecat pada 28 Mei lalu dari Bersatu. Pemecatan dilatarbelakangi penolakan Mahathir mengikuti kebijakan partai mendukung Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri baru "Negeri Jiran”.

Selain Mahathir, putranya mantan Menteri Besar Kedah Mukhriz Mahathir, mantan Menpora Syed Saddiq, mantan Menteri Pendidikan Maszlee Malik, dan Mantan Wakil Menteri Keuangan Amiruddin Hamzah juga didepak. Suami Siti Hasmah itu mengecam pemecatannya “salah” dan “ilegal”.

Sejak kolapsnya koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Mahathir pada Februari lalu, Bersatu pecah menjadi dua faksi yang masing-masing mendukung Mahathir dan Muhyiddin. Mahathir dan Muhyiddin adalah mantan anggota Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai pengikat utama Barisan Nasional dan Perikatan Nasional.

Baca juga:  Dua pesawat hampir tabrakan di Iran, ini penyebabnya

Pada 2016 mereka membentuk Partai Bersatu untuk melengserkan mantan Perdana Menteri Najib Razak, setelah diduga terlibat dalam skandal korupsi perusahaan dana investasi negara di kasus 1MDB.

Berbicara kepada Kompas.com, Profesor James Chin Direktur Asia Institute di Universitas Tasmania Australia menyampaikan, Mahathir tidak akan kesulitan membentuk partai baru karena reputasi dan pengalaman politiknya. “Mahathir sedang mempertimbangkan sejumlah opsi. Partai baru adalah salah satunya."

"Masalah yang sedang dihadapinya adalah bagaimana meyakinkan Pakatan Harapan untuk mendukung dia kembali sebagai calon Perdana Menteri,” ujar pakar politik Malaysia itu pada Senin (20/7/2020).

Pakatan Harapan sendiri telah memutuskan akan mendukung Anwar Ibrahim sebagai calon PM. Keputusan itu ditentang keras Mahathir yang berkali-kali menyebut Anwar tidak dapat memenangi pemilu, karena lemahnya dukungan pemilih Melayu terhadapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahathir Akan Dirikan Parpol Baru jika Dipecat Partai Bersatu", 

Penulis : Kontributor Singapura, Ericssen
Editor : Aditya Jaya Iswara




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×