kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.584   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.251   84,91   1,04%
  • KOMPAS100 1.131   14,37   1,29%
  • LQ45 800   15,27   1,95%
  • ISSI 291   1,34   0,46%
  • IDX30 418   7,16   1,74%
  • IDXHIDIV20 473   8,42   1,81%
  • IDX80 125   1,66   1,35%
  • IDXV30 134   1,28   0,97%
  • IDXQ30 131   2,43   1,89%

Valuasi Saham AS Melonjak, Investor Waspadai Potensi Gelembung Pasar


Kamis, 09 Oktober 2025 / 22:29 WIB
Valuasi Saham AS Melonjak, Investor Waspadai Potensi Gelembung Pasar
ILUSTRASI. FILE PHOTO: FILE PHOTO: A man walks on Wall Street outside the New York Stock Exchange (NYSE) in New York City, U.S., April 7, 2025. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

​KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Reli tajam di Wall Street mulai memicu kekhawatiran di kalangan investor akan terbentuknya gelembung pasar yang bisa berujung pada koreksi signifikan.

Optimisme terhadap prospek kecerdasan buatan (AI) mendorong lonjakan valuasi sejumlah raksasa teknologi seperti Nvidia, Microsoft, dan Oracle.

Baca Juga: UPDATE: Wall Street Turun Tipis, Powell Tak Beri Sinyal Baru Soal Arah Suku Bunga

Kenaikan ini mengangkat indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq ke rekor tertinggi baru pada Kamis (9/10), masing-masing menguat sekitar 15% dan 19% sepanjang tahun, sementara Dow Jones naik 10%.

Namun, lonjakan tersebut memunculkan peringatan dari berbagai pihak.

Direktur IMF Kristalina Georgieva menilai, valuasi tinggi di pasar saham berisiko memicu koreksi besar yang dapat mengganggu ekonomi global.

CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon juga memperingatkan potensi koreksi signifikan di pasar saham AS dalam enam bulan hingga dua tahun ke depan.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Menguat, Nasdaq Catat Rekor Baru Berkat Saham Teknologi

Meski begitu, analis Goldman Sachs menilai reli pasar saat ini berbeda dari gelembung teknologi di masa lalu.

"Kenaikan ini lebih didorong oleh pertumbuhan fundamental daripada spekulasi irasional," tulis tim analis yang dipimpin Peter Oppenheimer.

Mereka menambahkan, meskipun pasar belum masuk fase gelembung, tingginya konsentrasi saham dan ketatnya persaingan di sektor AI membuat investor perlu menjaga diversifikasi portofolio.

Selanjutnya: UPDATE: Wall Street Turun Tipis, Powell Tak Beri Sinyal Baru Soal Arah Suku Bunga

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (10/10), Provinsi Ini Alami Hujan Sangat Lebat




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×