kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.708   -32,00   -0,19%
  • IDX 6.943   110,10   1,61%
  • KOMPAS100 1.005   17,88   1,81%
  • LQ45 781   15,30   2,00%
  • ISSI 220   2,14   0,98%
  • IDX30 405   8,34   2,10%
  • IDXHIDIV20 477   9,84   2,11%
  • IDX80 114   2,02   1,82%
  • IDXV30 116   1,81   1,58%
  • IDXQ30 132   2,58   1,99%

Varian baru merajalela, WHO perbarui panduan strategi tes COVID-19


Senin, 28 Juni 2021 / 20:50 WIB
Varian baru merajalela, WHO perbarui panduan strategi tes COVID-19
ILUSTRASI. Petugas medis mengumpulkan sampel swab dari orang yang menjalani tes COVID-19 di Cyberjaya, Malaysia, 2 Juni 2021. REUTERS/Lim Huey Teng.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WHO memperbarui panduan tentang strategi pengujian untuk memperhitungkan situasi yang lebih luas di negara-negara, termasuk peredaran varian yang lebih menular, dan penggunaan tes baru.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tes diagnostik untuk virus corona baru SARS-CoV-2 adalah komponen penting untuk keseluruhan strategi pencegahan dan pengendalian COVID-19.

"Negara-negara harus memiliki strategi pengujian nasional dengan tujuan yang jelas yang bisa disesuaikan dengan perubahan dalam situasi epidemiologi, serta sumber daya dan alat yang tersedia," kata WHO dalam Pembaruan Rekomendasi untuk Startegi dan Kapasitas Diagnostik Pengujian Nasional SARS-CoV-2.

Hanya, WHO menegaskan, sangat penting bahwa semua pengujian virus corona dikaitkan dengan tindakan kesehatan masyarakat untuk memastikan perawatan dan dukungan klinis yang tepat serta melakukan pelacakan kontak untuk memutus mata rantai penularan.

Baca Juga: Varian delta kian mengkhawatirkan, WHO minta semua orang terus memakai masker

"Semua individu yang memenuhi definisi kasus suspect COVID-19 harus dites virus corona baru, terlepas dari status vaksinasi atau riwayat penyakit," tegas WHO.

Individu yang memenuhi definisi kasus suspect COVID-19 harus diprioritaskan untuk tes. Jika sumber daya terbatas dan tidak mungkin untuk menguji semua individu yang memenuhi definisi suspect COVID-19, kasus berikut harus diprioritaskan untuk tes:

  • individu yang berisiko terkena penyakit parah
  • petugas kesehatan
  • pasien rawat inap di fasilitas kesehatan
  • individu bergejala pertama atau subset dari individu bergejala dalam pengaturan tertutup (misalnya di fasilitas perawatan jangka panjang) dalam pengaturan wabah yang dicurigai

Baca Juga: WHO: Delta yang paling menular dari varian yang diidentifikasi sejauh ini

WHO menyebutkan, tes amplifikasi asam nukleat (NAAT) adalah standar referensi untuk diagnosis infeksi SARS-CoV-2 akut.

Negara bisa menggunakan deteksi antigen berkualitas tinggi atau tes diagnostik cepat (Ag-RDT), yang mudah dilakukan dan menawarkan hasil yang cepat. Ini untuk mencapai cakupan pengujian yang tinggi.

Idealnya, menguji semua individu bergejala yang memenuhi definisi kasus suspect COVID-19 sesegera mungkin.

Pengujian individu tanpa gejala dengan NAAT atau Ag-RDT saat ini direkomendasikan hanya untuk kelompok tertentu, termasuk kontak dari kasus positif COVID-19 yang terkonfirmasi atau kemungkinan dan kelompok yang sering terpapar seperti petugas medis.

Selanjutnya: Waspada! Ahli ini sebut varian Delta bisa menular hanya dengan berpapasan 5-10 detik



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×