Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan yang tidak penting ke Italia, terutama bagi yang ingin berlibur, menyusul peningkatan epidemi virus corona baru di negeri piza.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan agar para pelancong menghindari semua perjalanan yang tidak penting ke Italia. "Ada akses terbatas ke perawatan medis yang memadai di daerah-daerah yang terkena dampak (di Italia)," kata CDC dalam pernyataan resmi, Jumat (28/2), seperti dikutip Channelnewsasia.com.
Sementara Departemen Luar Negeri AS mengerek nasihat perjalanan alias travel advice satu tingkat bagi Italia untuk "mempertimbangkan kembali perjalanan", merujuk pada "penyebaran komunitas yang berkelanjutan" dari virus corona di negeri Menara Pisa itu.
Baca Juga: Laporkan 594 kasus baru, infeksi virus corona di Korea Selatan nyaris tembus 3.000
Italia telah melaporkan 650 kasus virus corona baru dan 17 kematian, terbanyak di Eropa. Meski begitu, Italia tetap mendesak para wisatawan asing untuk tidak menjauh dan tetap melancong ke negara mereka, bahkan saat hampir selusin kota di Utara Italia diisolasi.
Lebih dari 5,6 juta orang AS mengunjungi Italia pada 2018 lalu, tertinggi kedua setelah kunjungan wisatawan Jerman, menurut lembaga statistik Italia.
Rumah sakit-rumah sakit Italia bakal masuk ke dalam kekacauan jika wabah virus corona semakin parah dan menyebar. Pemerintah Provinsi Lombardy, Italia, memperingatkan, 10% dari penduduk yang tertular penyakit itu memerlukan perawatan intensif.
Baca Juga: Kim Jong Un: Virus corona masuk, ada konsekuensi serius bagi pejabat Korea Utara
Pihak berwenang Italia mendapat tekanan yang terus meningkat untuk mengembalikan kondisi normal, setelah memberlakukan pembatasan ketat seminggu yang lalu di sebagian besar wilayah Utara untuk membendung wabah penyakit terburuk di Eropa.
Namun, Lombardy, wilayah terkaya di Italia yang dengan Ibu Kota Milan, yang juga daerah paling parah terjangkit virus corona, memperingatkan bahaya penyebaran Covid-19.
"Jika wabah ini menyebar, rumahsakit akan menghadapi krisis serius, tidak hanya untuk penerimaan virus corona tetapi untuk semua pasien," kata Pemerintah Provinsi Lombardy dalam sebuah pernyataan, Jumat (27/2), seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Demi dongkrak produksi masker corona, AS gunakan Undang-Undang Pertahanan
Pemerintah Lombardy mengungkapkan, ada lonjakan tiba-tiba pada orang yang membutuhkan rawat inap di Kota Lodi, dekat episentrum penularan.
"Sayangnya, satu lagi keadaan darurat pecah di Lodi semalam," kata Gubernur Lombardy Attilio Fontana, yang menempatkan dirinya dalam isolasi yang dia lakukan atas inisiatif sendiri setelah seorang stafnya positif menderita virus corona baru.
"Ada aliran pasien rawat inap, dengan 51 orang dalam kondisi serius, termasuk 17 orang yang dirawat intensif," ujar Fontana kepada saluran televisi swasta La7 seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Gara-gara virus corona, pertemuan Trump dan para pemimpin negara ASEAN ditunda
Fontana mengatakan, rata-rata setiap pasien terjangkit virus corona menginfeksi dua orang lainnya. Ia menambahkan, di daerah yang paling parah terkena dampak virus corona, sekitar 4% populasi menderita penyakit tersebut.
"Untuk alasan ini, penting untuk mengadopsi tindakan pembatasan (mulai pekan lalu) yang memungkinkan untuk menahan, atau setidaknya memperlambat, penyebaran virus," sebut Fontana.