kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waduh, perusahaan kakap dunia merugi gara-gara corona


Senin, 24 Februari 2020 / 15:41 WIB
Waduh, perusahaan kakap dunia merugi gara-gara corona
ILUSTRASI. Ilustrasi virus corona. Wabah virus corona (covid-19) yang mulai bergaung keras mulai memberi pukulan bagi sederet industri di dunia. REUTERS/Tingshu Wang


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Wabah virus corona (covid-19) yang mulai bergaung keras mulai memberi pukulan bagi sederet industri di dunia. Merujuk artikel New York Times, Jumat (21/2) lalu setidaknya perusahaan maskapai dunia telah merasakan dampaknya dan mengalami kerugian mencapai US$ 29 miliar. Setidaknya untuk maskapai penerbangan yang beroperasi di daerah Asia Pasifik.

Kehilangan pendapatan paling besar tentunya maskapai penerbangan China. Menurut hitung-hitungan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), maskapai Negeri Tirai Bambu bakal kehilangan pendapatan hingga US$ 12,8 miliar. Pun, virus corona juga dipastikan bakal menurunkan pendapatan maskapai di luar Asia Pasifik sampai US$ 1,5 miliar. Proyeksi ini muncul berdasarkan perkiraan penurunan penumpang pesawat sebanyak 13% sepanjang tahun ini akibat penyebaran virus tersebut.

Baca Juga: Khawatir virus corona, Bamboo Airways Vietnam tangguhkan penerbangan ke Korea Selatan

Tak hanya di sektor penerbangan saja, penjualan kendaraan bermotor di China pun rontok di bulan Februari 2020. Menurut riset Passenger Car Association, di China penjual mobil di China mengalami penurunan jumlah penjualan hingga 92% secara year on year (yoy) di bulan Februari. Fakta ini tentu bakal berdampak besar bagi industri kendaraan bermotor di dunia lantaran China merupakan pasar penjualan mobil terbesar di dunia.

Perusahaan global dunia pun sekarang sudah mulai merasakan dampak dari Covid-19 ini. Terbaru misalnya, perusahaan gawai ternama yakni Samsung bahkan terpaksa harus menutup pabriknya di Gumi City, Korea Selatan (Korsel) setelah virus corona merebak di wilayah tersebut menurut artikel Engadget. Padahal, pabrik di Gumi ini merupakan pabrik gawai premium Samsung, seperti Galaxy Z Flip dan Galaxy Fold yang kini menjadi andalan Samsung dalam memperoleh cuan.

Pesaing Samsung yaitu Apple Inc juga dipastikan bakal merugi. Merujuk artikel Reuters (18/2) lalu Apple menyebut target pendapatan hingga Maret 2020 tidak akan mencapai target.

Asal tahu saja, sebelumnya Apple memperkirakan pendapatan pada kuartal I 2020 bisa menyentuh US$ 63 miliar hingga US$ 67 miliar. Gara-gara covid-19, Apple pun merevisi targetnya menjadi ke level bawah yakni US$ 62,4 miliar.

Baca Juga: Meski perusahaan batubara China mulai beroperasi, harga belum tentu membaik

Penyebabnya, tak lain besarnya pengurangan pasokan iPhone lantaran sejumlah pabrik di China belum dapat sepenuhnya beroperasi. Wabah ini diperkirakan akan terus menekan ekonomi China, Analis bahkan memperkirakan virus ini bakal memangkas setidaknya setengah permintaan gawai di China.

Nasib serupa juga menimpa produsen mobil listrik Tesla. Tesla terpaksa memberhentikan sementara pabriknya di Shanghai lantaran virus corona yang masih meluas di beberapa wilayah China. Walau belum merinci besarnya kerugian, CFO Tesla Zach Kirkhorn memandang hal ini bakal mengerucutkan pendapatan Tesla di kuartal pertama tahun ini.

Lebih lanjut, gara-gara corona perusahaan besar lainnya seperti Nike, Adidas hingga Capri Holdings pun harus siap merugi lantaran banyak toko-toko yang tutup. Setidaknya sampai awal Februari 2020 ini sudah ada 150 toko Capri di China yang tutup, sementara Nike sudah menutup setengah dari toko yang dimilikinya di China. Hal yang sama juga dialami Adidas.

Kendati belum bisa dirinci, dampaknya sudah pasti akan besar. Misalnya saja, pada kuartal IV 2019 lalu sekitar 18% dari penjualan Nike di dunia bersumber dari China. Capri Holdings di lain pihak meramal virus corona bisa mengurangi pendapatan perusahaannya hingga US$ 100 juta.

Baca Juga: Miliarder muda AS: Menabung cara lambat untuk menjadi kaya

Toko waralaba pun juga ikut terkena imbasnya, Starbucks misalnya sudah menutup setengah dari 4.300 kios di China sejak awal bulan ini.

Nampaknya, dampak virus corona terhadap ekonomi akan terus berlanjut. Salah satunya diungkap oleh sederet operator resor dan judi di kawasan Makau China yang terpaksa menutup kasino seiring merebaknya wabah virus.

Kepala Eksekutif Makau Ho Iat Seng mengatakan, pemerintah wilayah semi-otonomi China memerintahkan operasi perjudian dan industri tutup selama dua pekan untuk menghindari penyebaran virus corona. Penutupan harus dilakukan karena satu dari sepuluh kasus virus corona di Makau, dikonfirmasi merupakan pekerja di industri perjudian tersebut.

Efek penutupan sementara resor dan kasino, sejumlah operator melaporkan efek penutupan tersebut. Dilansir dari Forbes, awal Februari 2020 lalu, Wynn Resorts operator pusat perjudian di Makau yang mengoperasikan hotel dan kasino kelas atas di seluruh dunia mengatakan, dampak penutupan tersebut mereka kehilangan US$ 2,6 juta per hari.

Baca Juga: Waduh, Korsel jadi pusat wabah virus corona terbesar di luar China

Pejabat pemerintah wilayah semi otonomi China menutup 40 kasino lainnya di Makau, termasuk Wynn Macau serta Wynn Palace sejak Rabu lalu. Kondisi ini menyebabkan para operator kasino kehilangan pendapatan di tahun-tahun sibuknya.

CEO Wynn Resort Matt Maddox mengaku harus menanggung kerugian akibat kehilangan pendapatan US$ 2,4 juta sampai USW$ 2,6 juta per hari karena penutupan tersebut. Sebagian besar kerugian, kata Maddox karena mereka tetap harus membayar gaji pegawai sebanyak 12.200 karyawan yang selama ini bekerja di Makau, dari lebih dari 31.000 karyawan.




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×