kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Warga Argentina ramai-ramai menarik dana di bank


Selasa, 03 September 2019 / 06:40 WIB
Warga Argentina ramai-ramai menarik dana di bank
ILUSTRASI. Antrean menarik dana dari bank.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Senin (2/9) dini hari, para nasabah bank sudah mengantre panjang, jauh sebelum bank buka. Para nasabah ini menunggu untuk menarik dana setelah pemerintah Argentina memberlakukan kontrol modal yang membatasi pembelian dan transfer dolar sejak Minggu (1/9).

Terbiasa dengan kekacauan ekonomi yang telah menyebabkan pembatasan dalam mengakses tabungan mereka di masa lalu, warga Argentina memilih keluar dari bank.

Warga menyimpan uang tunai mereka di rumah pada tanda-tanda pertama dari pembatasan mata uang.

Baca Juga: Krisis ekonomi kian parah, Argentina terapkan kebijakan kontrol mata uang

“Ini adalah saat-saat terjadi banyak kejutan. Besok kami mungkin bangun dan melihat bahwa semuanya telah berubah, ”kata Catalina Pedace, seorang mahasiswa dan pekerja paruh waktu, ketika dia menunggu dalam antrean di luar sebuah bank di pusat kota Buenos Aires.

Pada krisis 1989-1990 dan 2001-2002, banyak warga Argentina tidak bisa mengambil uang di bank. Corralitos, istilah lokal yang mengacu pada pembatasan penarikan dana di bank terjadi dalam krisis sebelumnya.

Saat krisis 2001-2002, kerusuhan pecah, supermarket dijarah dan deposan yang marah merusak ATM bank.

Baca Juga: Pasar saham global dibayangi perang dagang dan krisis Argentina Pasar saham global dibayangi perang dagang dan krisis Argentina

Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun lalu belum memicu hal serupa. Tapi, kondisi berbalik tajam setelah pemilihan utama 11 Agustus, ketika kandidat oposisi Alberto Fernandez mengalahkan Presiden Mauricio Macri dalam jajak pendapat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pasar.

Asal tahu, Macri cenderung pro pasar. Kekalahan Macri memicu kekhawatiran akan kembalinya kebijakan intervensi.

Hasil utama memicu runtuhnya kepercayaan investor dan menyebabkan saham, obligasi dan mata uang peso jatuh. Nilai tukar peso turun hampir 25% sejak pemungutan suara lalu.

Bereaksi cepat, Macri mengumumkan perubahan jadwal pembayaran obligasi Argentina pada pekan lalu. Kemudian pada hari Minggu, dia memberikan otorisasi kontrol mata uang.

Baca Juga: Terancam default yang ke-9, Argentina minta tambahan waktu untuk bayar utang 

Ini adalah perubahan mengejutkan dari pemimpin pro-bisnis yang sebelumnya berjanji untuk membalikkan kebijakan proteksionis pendahulunya, mantan Presiden Cristina Fernandez de Kirchner, yang maju sebagai kandidat pasangan Alberto Fernandez.

Harga obligasi Argentina jatuh ke rekor terendah pada hari Senin. Nilai tukar peso resmi dan pasar gelap pun selisih jauh.

Kontrol modal yang dirilis dua hari lalu membatasi pembelian lebih dari US$ 10.000 sebulan, atau melakukan transfer melebihi jumlah itu per bulan. Tapi bank sentral mengungkapkan bahwa bank tidak membatasi penarikan uang dari rekening mereka.

Baca Juga: Lebanon deklarasikan ekonomi negara dalam keadaan darurat, apa yang terjadi?

"Ketidakstabilan dan kurangnya informasi menimbulkan ketakutan, dan saya pikir banyak dari kami bertindak karena rasa takut tidak tahu apa yang bisa terjadi," kata Pedace.

Pejabat bank yang diwawancarai Reuters menyatakan hal serupa. "Lonjakan antrean ini terjadi karena paket kebijakan yang telah terjadi dalam sistem keuangan," kata seorang perwakilan untuk bank besar Argentina kepada Reuters.

Di luar bank, nasabah mengeluh tentang antrean panjang. Selain itu ada masalah dengan sistem perbankan digital yang menyulitkan mereka melakukan beberapa transaksi online pada hari Senin.

Baca Juga: Kronologi detik-detik memanasnya perang dagang AS-China selama akhir pekan

“Semua sistem mati. Ada begitu banyak orang sehingga Anda tidak bisa lewat,” kata Pablo Ferro, seorang pengacara berusia 41 tahun.

Menurut data bank sentral, penarikan simpanan bahkan dimulai sebelum pemerintah mengumumkan kontrol mata uang. Simpanan bank dalam dolar turun menjadi US$ 31,55 miliar pada 27 Agustus, dibandingkan dengan $ 35,24 miliar sebelum pemilihan utama.

“Saya tidak punya simpanan dolar. Saya punya dolar yang tidak disimpan di bank, karena dua tahun lalu saya mulai merasakan situasi ini, ”kata Liliana Ibarra, 60, seorang pensiunan yang sudah menghadapi krisis berkali-kali.

Baca Juga: Cadangan devisa semakin mengering, ini yang dilakukan pemerintah Argentina




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×