Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
China, yang menyumbang sekitar setengah dari produksi masker dunia, berusaha keras untuk mengambil pasokan berlebih dari luar negeri, baik melalui saluran diplomatik resmi, dan pembeli seperti Cai.
Tetapi dokter dan perawat, termasuk yang berada di garis depan di pusat gempa virus dari Wuhan, masih menghadapi kekurangan, terutama masker respirator N95 yang menawarkan perlindungan yang lebih baik.
Baca Juga: Pemerintah China terapkan denda berat bagi penimbun dan penjual masker harga tinggi
Sementara itu, melansir artikel Reuters pada akhir Januari 2020 lalu, pabrikan masker wajah China sudah membuka kembali pabrik yang ditutup untuk hari libur nasional.
Perusahaan menjanjikan pekerja hingga empat kali upah normal mereka karena konsumen memborong seluruh stok di toko-toko untuk persedian mereka dalam melindungi diri dari infeksi virus corona baru.
Baca Juga: Terjadi panic buying, tisu toilet jadi barang yang diburu di Singapura dan Hong Kong
"Dari apa yang saya dengar, kekurangan masket, jauh lebih parah daripada yang diketahui masyarakat," kata Cao Jun, manajer umum produsen masker Lanhine, yang memiliki pabrik di kota Ningbo, Tiongkok timur kepada Reuters.
Dia menambahkan, “Hampir semua pekerja rumah sakit di seluruh negeri menghadapi kekurangan masker, bukan hanya di Wuhan. Itu sangat mengerikan."