Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Warner Bros Discovery (WBD), perusahaan induk dari HBO dan CNN akan memisahkan bisnisnya menjadi dua perusahaan publik yang terpisah. Langkah ini diambil agar perusahaan bisa lebih fokus bersaing di era layanan streaming yang terus berkembang.
Dalam pengumuman Senin (9/6), WBD mengatakan akan memisahkan unit studio dan layanan streaming dari jaringan TV kabel yang kini mulai menurun pamornya. Pemisahan ini juga berarti membatalkan merger antara WarnerMedia dan Discovery yang terjadi pada tahun 2022.
Setelah dipecah, perusahaan baru yang fokus pada streaming dan studio akan mencakup Warner Bros, DC Studios, dan HBO Max aset-aset hiburan utama milik WBD. Sementara itu, unit jaringan televisi akan menaungi CNN, TNT Sports, dan Bleacher Report. Unit jaringan ini juga akan memiliki hingga 20% saham di perusahaan streaming dan studio.
Baca Juga: Warner Bros. Discovery dan DC Comics Menang Gugatan Hak Cipta Superman
CEO David Zaslav akan memimpin perusahaan streaming dan studio, sedangkan Chief Financial Officer (CFO) Gunnar Wiedenfels akan memimpin unit jaringan TV. Proses pemisahan ini dirancang sebagai transaksi bebas pajak dan ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2026.
"Dengan menjadi dua perusahaan terpisah yang fokus, kami bisa memberikan arah yang lebih jelas dan fleksibilitas strategi untuk bersaing lebih baik di industri media yang terus berubah," ujar Zaslav.
Sebagian besar utang perusahaan akan tetap berada di unit jaringan TV. Per Maret 2025, WBD tercatat memiliki utang bruto sebesar US$ 38 miliar.
Meski saham WBD sempat naik 8% di perdagangan pra-pasar setelah pengumuman, secara keseluruhan nilainya masih turun hampir 60% sejak merger dua tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh kehilangan pelanggan TV kabel, persaingan ketat di layanan streaming, dan kekhawatiran investor terhadap arah perusahaan yang penuh utang.
Pada rapat pemegang saham minggu lalu, sekitar 59% pemegang saham menolak paket gaji para eksekutif, termasuk gaji CEO Zaslav yang mencapai US$ 51,9 juta untuk tahun 2024.
Analis pasar AJ Bell, Dan Coatsworth, mengatakan WBD adalah kumpulan bisnis yang membingungkan dan belum bisa meyakinkan pasar. "Dengan pemisahan ini, Warner Bros bisa lebih menarik minat investor dan manajemen bisa lebih fokus," ujar dia.
Baca Juga: Kapan Jadwal Tayang Film Superman 2025 dari Warner Bros? Cek Foto-Foto Terbarunya
Langkah ini juga dipandang sebagai persiapan WBD untuk menjual atau memisahkan bisnis TV kabel yang menurun. Upaya ini dimulai sejak Desember lalu.
WBD kini ingin menjadikan layanan streaming mereka sebagai destinasi hiburan premium, dengan serial-serial unggulan seperti The Last of Us. Bulan lalu, WBD juga kembali menggunakan nama HBO Max untuk membantu ekspansi global layanan tersebut. Saat ini, HBO Max memiliki sekitar 122 juta pelanggan, dan menargetkan bisa mencapai lebih dari 150 juta pelanggan pada akhir 2026. Meski begitu, angka ini masih tertinggal jauh dari Netflix dengan lebih dari 300 juta pelanggan, dan gabungan Disney+ dan Hulu yang mencapai 181 juta pelanggan.
Beberapa analis menilai pemisahan ini bisa membuka jalan untuk merger lain di sektor media. Salah satu kemungkinan adalah bergabungnya unit TV kabel WBD dengan rencana spin-off jaringan kabel milik Comcast, seperti MSNBC dan CNBC. Sementara bisnis streaming dan studio WBD bisa saja bergabung dengan layanan seperti Peacock milik Comcast.
Namun, setiap merger besar masih harus mendapat persetujuan dari otoritas antitrust AS. Meski CEO Zaslav optimis dengan kemungkinan persetujuan di bawah pemerintahan Trump, perlu diingat bahwa pada masa jabatan sebelumnya, Trump sempat menentang CNN secara terbuka dan berusaha menggagalkan merger AT&T dan Time Warner.
Baca Juga: Kinerja Netflix Bukukan Pendapatan US$ 10,54 miliar, Sahamnya Langsung Melambung
Untuk mendukung restrukturisasi utang, WBD juga telah mendapatkan pinjaman jembatan sebesar US$ 17,5 miliar dari J.P. Morgan. Dalam transaksi ini, WBD dibantu oleh J.P. Morgan dan Evercore sebagai penasihat keuangan, serta firma hukum Kirkland & Ellis sebagai penasihat hukum.