kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.769.000   10.000   0,57%
  • USD/IDR 16.585   15,00   0,09%
  • IDX 6.472   236,74   3,80%
  • KOMPAS100 924   40,02   4,53%
  • LQ45 731   34,12   4,90%
  • ISSI 200   4,82   2,46%
  • IDX30 385   18,89   5,16%
  • IDXHIDIV20 466   22,10   4,98%
  • IDX80 105   4,49   4,47%
  • IDXV30 110   3,87   3,64%
  • IDXQ30 126   5,57   4,61%

Warren Buffett Beberkan 10 Alasan Mengapa Seseorang Tak Akan Pernah Kaya Raya


Senin, 24 Maret 2025 / 02:00 WIB
Warren Buffett Beberkan 10 Alasan Mengapa Seseorang Tak Akan Pernah Kaya Raya
ILUSTRASI. Warren Buffett, yang sering disebut sebagai Oracle of Omaha, telah mengumpulkan kekayaan lebih dari US$ 161,1 miliar. REUTERS/Scott Morgan


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

3. Menunggu Terlalu Lama untuk Mulai Berinvestasi

“Seseorang duduk di tempat teduh hari ini karena seseorang menanam pohon dahulu kala.” -Warren Buffett.

Buffett membeli saham pertamanya di usia 11 tahun. Ia memahami prinsip keuntungan peracikan eksponensial dari waktu ke waktu sejak dini.

Matematika pertumbuhan majemuk menciptakan keuntungan yang sangat besar bagi mereka yang memulai lebih awal. Seseorang yang menginvestasikan US$ 5.000 per tahun dari usia 25 hingga 35 tahun dan kemudian berhenti, berpotensi mengumpulkan lebih banyak kekayaan daripada seseorang yang memulai pada usia 35 tahun dan menginvestasikan jumlah yang sama setiap tahun hingga usia 65 tahun.

Keuntungan waktu ini tidak dapat diatasi—tidak ada investasi cerdas yang dapat mengimbangi pertumbuhan majemuk selama beberapa dekade. Namun, kebanyakan orang menunda investasi hingga usia 30-an atau 40-an, sehingga kehilangan aset mereka yang paling berharga: waktu.

Baca Juga: 5 Barang yang Kudu Dibeli Agar Lebih Bahagia Menurut Warren Buffett

4. Mengikuti Arus Investor Alih-alih Menjadi Pembangkang

“Takutlah saat orang lain serakah, dan serakahlah saat orang lain takut.” - Warren Buffett

Selama krisis keuangan 2008, ketika kebanyakan investor panik menjual, Buffett justru membeli. Ini termasuk investasi senilai US$ 5 miliar di Goldman Sachs yang nantinya akan menghasilkan laba miliaran dolar. 

Investor rata-rata melakukan hal yang sebaliknya—membeli saat pasar sedang naik dan menjual saat pasar sedang anjlok. Perilaku ini didorong oleh psikologi manusia, bukan analisis rasional. 

5. Membuat Keputusan Finansial yang Emosional

“Kualitas terpenting bagi seorang investor adalah temperamen, bukan kecerdasan.” -Warren Buffett.

Keputusan investasi Buffett didorong oleh analisis yang dingin dan rasional, bukan reaksi emosional. Ia memandang volatilitas pasar sebagai peluang, bukan ancaman, dan tetap tenang saat orang lain kehilangan ketenangannya.

Kebanyakan orang membiarkan rasa takut, keserakahan, dan emosi lainnya untuk mendorong keputusan finansial mereka. Mereka menjual dalam keadaan panik selama masa penurunan, terbawa oleh antusiasme selama gelembung, dan melakukan pembelian impulsif yang menggagalkan rencana ekonomi. 

Baca Juga: 5 Barang yang Harus Setop Dibeli oleh Kelas Menengah Menurut Warren Buffett


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×