kontan.co.id
banner langganan top
Sabtu, 29 Maret 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   14.000   0,78%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%
  • EMAS 1.806.000   14.000   0,78%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%
  • EMAS 1.806.000   14.000   0,78%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Warren Buffett Beberkan 10 Alasan Mengapa Seseorang Tak Akan Pernah Kaya Raya


Senin, 24 Maret 2025 / 02:00 WIB
Warren Buffett Beberkan 10 Alasan Mengapa Seseorang Tak Akan Pernah Kaya Raya
ILUSTRASI. Warren Buffett, yang sering disebut sebagai Oracle of Omaha, telah mengumpulkan kekayaan lebih dari US$ 161,1 miliar. REUTERS/Scott Morgan


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Warren Buffett, yang sering disebut sebagai "Oracle of Omaha", telah mengumpulkan kekayaan lebih dari US$ 161,1 miliar melalui investasi dan keterampilan manajemen bisnis di Berkshire Hathaway. 

Meskipun awalnya sederhana, pendekatannya terhadap cara mengumpulkan kekayaan telah menjadikannya salah satu orang terkaya di planet ini.

Yang menarik adalah Buffett percaya bahwa prinsip-prinsip pembangunan kekayaan itu sederhana—namun kebanyakan orang gagal mengikutinya. 

Menurut investor legendaris tersebut, berikut adalah sepuluh alasan mengapa kebanyakan orang tidak akan pernah kaya raya, seperti yang dikutip dari New Trader U:

1. Mereka Kurang Sabar untuk Berinvestasi Jangka Panjang

"Pasar saham dirancang untuk mentransfer uang dari yang aktif ke yang sabar." -Warren Buffett.

Kekayaan luar biasa Buffett tidak dibangun dalam semalam, tetapi melalui investasi yang sabar selama puluhan tahun. Sementara sebagian besar investor terobsesi memeriksa harga saham setiap hari dan sering berdagang, Buffett lebih memilih menyimpan investasi selama bertahun-tahun—bahkan puluhan tahun. 

Baca Juga: Meniru Langkah Investasi Warren Buffett Bisa Dulang Keuntungan? Ini Saran Buffett

Investasi Coca-Cola miliknya, yang dibeli pada tahun 1988, tetap berada dalam portofolio Berkshire Hathaway selama lebih dari 35 tahun kemudian.

Kesabaran ini memungkinkan peracikan keuntungan modal dan menginvestasikan kembali dividen untuk menghasilkan keajaiban. Ketika Buffett berinvestasi, ia berpikir dalam hitungan dekade, bukan hari. 

2. Hidup Melebihi Kemampuan Mereka

“Jika Anda membeli barang yang tidak Anda butuhkan, Anda akan segera harus menjual barang yang Anda butuhkan.” - Warren Buffett.

Meskipun menjadi salah satu orang terkaya di dunia, Buffett masih tinggal di rumah yang dibelinya pada tahun 1958 seharga US$ 31.500. Ia mengendarai mobil sederhana dan hidup relatif sederhana dibandingkan dengan kekayaannya yang melimpah. Hidup hemat ini bukanlah karena pelit melainkan kebijaksanaan finansial.

Kebanyakan orang berjuang untuk membangun kekayaan karena mereka menghabiskan semua yang mereka hasilkan, atau lebih buruk lagi, lebih banyak dari yang mereka hasilkan. Fondasi pembangunan kekayaan adalah menciptakan kesenjangan antara pendapatan dan pengeluaran, lalu menginvestasikan selisih tersebut.

Baca Juga: Mulai Koleksi Saham, Warren Buffett Gelontorkan Rp 42,3 Triliun pada 6 Perusahaan Ini

3. Menunggu Terlalu Lama untuk Mulai Berinvestasi

“Seseorang duduk di tempat teduh hari ini karena seseorang menanam pohon dahulu kala.” -Warren Buffett.

Buffett membeli saham pertamanya di usia 11 tahun. Ia memahami prinsip keuntungan peracikan eksponensial dari waktu ke waktu sejak dini.

Matematika pertumbuhan majemuk menciptakan keuntungan yang sangat besar bagi mereka yang memulai lebih awal. Seseorang yang menginvestasikan US$ 5.000 per tahun dari usia 25 hingga 35 tahun dan kemudian berhenti, berpotensi mengumpulkan lebih banyak kekayaan daripada seseorang yang memulai pada usia 35 tahun dan menginvestasikan jumlah yang sama setiap tahun hingga usia 65 tahun.

Keuntungan waktu ini tidak dapat diatasi—tidak ada investasi cerdas yang dapat mengimbangi pertumbuhan majemuk selama beberapa dekade. Namun, kebanyakan orang menunda investasi hingga usia 30-an atau 40-an, sehingga kehilangan aset mereka yang paling berharga: waktu.

Baca Juga: 5 Barang yang Kudu Dibeli Agar Lebih Bahagia Menurut Warren Buffett

4. Mengikuti Arus Investor Alih-alih Menjadi Pembangkang

“Takutlah saat orang lain serakah, dan serakahlah saat orang lain takut.” - Warren Buffett

Selama krisis keuangan 2008, ketika kebanyakan investor panik menjual, Buffett justru membeli. Ini termasuk investasi senilai US$ 5 miliar di Goldman Sachs yang nantinya akan menghasilkan laba miliaran dolar. 

Investor rata-rata melakukan hal yang sebaliknya—membeli saat pasar sedang naik dan menjual saat pasar sedang anjlok. Perilaku ini didorong oleh psikologi manusia, bukan analisis rasional. 

5. Membuat Keputusan Finansial yang Emosional

“Kualitas terpenting bagi seorang investor adalah temperamen, bukan kecerdasan.” -Warren Buffett.

Keputusan investasi Buffett didorong oleh analisis yang dingin dan rasional, bukan reaksi emosional. Ia memandang volatilitas pasar sebagai peluang, bukan ancaman, dan tetap tenang saat orang lain kehilangan ketenangannya.

Kebanyakan orang membiarkan rasa takut, keserakahan, dan emosi lainnya untuk mendorong keputusan finansial mereka. Mereka menjual dalam keadaan panik selama masa penurunan, terbawa oleh antusiasme selama gelembung, dan melakukan pembelian impulsif yang menggagalkan rencana ekonomi. 

Baca Juga: 5 Barang yang Harus Setop Dibeli oleh Kelas Menengah Menurut Warren Buffett

6. Tidak Berinvestasi dalam Mengembangkan Keterampilan Mereka Terlebih Dahulu

"Investasi terbaik yang dapat Anda lakukan adalah dalam kemampuan Anda. Apa pun yang dapat Anda lakukan untuk mengembangkan kemampuan atau bisnis Anda kemungkinan akan lebih produktif." -Warren Buffett.

Meskipun sukses luar biasa, Buffett mendedikasikan sekitar 80% hari kerjanya untuk membaca dan belajar. Ia belajar di bawah bimbingan pelopor investasi nilai Benjamin Graham di Sekolah Bisnis Columbia dan tidak pernah berhenti memperluas pengetahuannya.

Kebanyakan orang mengabaikan pengembangan pribadi mereka setelah pendidikan formal berakhir. Mereka fokus pada konsumsi daripada membangun keterampilan yang dapat meningkatkan daya perolehan mereka. 

7. Lebih Fokus pada Harga Alih-alih Memahami Nilai

“Harga adalah apa yang Anda bayar. Nilai adalah apa yang Anda dapatkan.” -Warren Buffett

Buffett tidak membeli aset hanya karena harganya murah. Ia membelinya saat nilai intrinsiknya jauh melebihi harga pasar. Perbedaan mendasar antara harga dan nilai ini merupakan inti dari filosofi investasinya.

Sebagian besar investor mengejar saham berharga rendah tanpa memahami nilai bisnis yang mendasarinya. Mereka menyamakan harga saham yang turun dengan harga murah, tidak menyadari bahwa beberapa perusahaan layak diperdagangkan dengan harga diskon karena masalah mendasar.

Baca Juga: Berusia 45 Tahun dan Tidak Punya Tabungan, Coba Ikuti Saran Jitu Warren Buffett Ini

8. Memperumit Strategi Investasi 

“Tampaknya ada beberapa karakteristik manusia yang suka mempersulit hal-hal yang mudah.” -Warren Buffett.

Pendekatan investasi Buffett sangat lugas. Ia berinvestasi pada bisnis yang ia pahami saat tersedia dengan harga yang wajar, dengan manajemen yang baik, dan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. 

Ia menghindari instrumen keuangan yang rumit dan tetap berada dalam "lingkaran kompetensinya".

9. Kurang Disiplin untuk Tetap Berpegang pada Rencana Mereka

"Kualitas terpenting bagi seorang investor adalah temperamen, bukan kecerdasan. Anda membutuhkan temperamen yang tidak memperoleh kesenangan besar dari berada bersama orang banyak atau melawan orang banyak." – Warren Buffett.

Strategi investasi Buffett pada dasarnya tetap tidak berubah selama beberapa dekade. Ia tidak mengabaikan prinsip-prinsipnya selama turbulensi pasar atau mengejar tren investasi terbaru. Disiplin ini telah memungkinkannya untuk melewati banyak siklus pasar dengan sukses.

Kebanyakan investor kurang konsisten. Mereka sering mengganti strategi, mengejar kinerja, dan mengabaikan rencana yang matang saat tanda-tanda pertama masalah muncul. 

10. Mengabaikan Fundamental Bisnis demi Tren Pasar Jangka Pendek

“Hanya beli sesuatu yang akan Anda senangi jika pasar tutup selama 10 tahun.” -Warren Buffett.

Buffett berinvestasi seolah-olah membeli seluruh bisnis, bukan hanya sertifikat saham. Ia berfokus pada arus kas, keunggulan kompetitif, dan integritas manajemen daripada pergerakan harga saham atau tren pasar.

Tonton: Warren Buffett Tawarkan 1 Nasihat Perencanaan Harta untuk Kelas Menengah

Sebagian besar investor melakukan yang sebaliknya—berfokus pada grafik harga, momentum, dan sentimen pasar sambil mengabaikan kualitas fundamental bisnis yang mereka beli. Pendekatan ini mungkin berhasil selama kondisi pasar tertentu tetapi gagal dalam siklus pasar yang lengkap. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×