kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.500   45,00   0,27%
  • IDX 6.828   -98,48   -1,42%
  • KOMPAS100 988   -16,47   -1,64%
  • LQ45 764   -13,30   -1,71%
  • ISSI 218   -2,39   -1,08%
  • IDX30 396   -7,05   -1,75%
  • IDXHIDIV20 467   -8,64   -1,82%
  • IDX80 111   -1,85   -1,64%
  • IDXV30 114   -1,16   -1,00%
  • IDXQ30 129   -2,13   -1,62%

Warren Buffett dan Greg Abel, Strategi Membaca Neraca Keuangan demi Akuisisi Cerdas


Kamis, 08 Mei 2025 / 16:29 WIB
Warren Buffett dan Greg Abel, Strategi Membaca Neraca Keuangan demi Akuisisi Cerdas
ILUSTRASI. Orang-orang menonton saat ketua Berkshire Hathaway Warren Buffett terlihat di layar berbicara pada pertemuan tahunan pemegang saham Berkshire Hathaway Inc, di Omaha, Nebraska, AS, 3 Mei 2025.


Sumber: Fortune | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Dalam pertemuan tahunan Berkshire Hathaway, Warren Buffett kembali menegaskan pendekatannya yang tidak lazim di Wall Street, yaitu fokus utama pada neraca keuangan dibandingkan laporan laba rugi. 

“Saya menghabiskan lebih banyak waktu untuk melihat neraca daripada laporan laba rugi,” ujar Buffett. 

“Wall Street tidak terlalu memperhatikan neraca, tetapi saya melihat neraca selama periode delapan atau 10 tahun sebelum saya melihat laporan laba rugi karena ada hal-hal tertentu yang lebih sulit disembunyikan atau dipermainkan dalam neraca.”

Menurut Buffett, perusahaan dapat meningkatkan laba yang dilaporkan dengan cara yang tidak mencerminkan kinerja sebenarnya, seperti menerbitkan saham baru, meningkatkan utang, atau memperoleh laba rendah dari laba ditahan. 

Baca Juga: Warren Buffett Bocorkan 10 Cara Menghindari Kebangkrutan

Bagi Buffett, yang terpenting adalah pertumbuhan kekayaan bersih dalam neraca tanpa harus menambah saham atau utang baru. Ia menyukai bisnis yang memiliki keunggulan kompetitif tinggi atau "parit ekonomi", seperti kepemilikan eksklusif BNSF atas titik-titik pengiriman strategis.

Greg Abel, yang dilatih sebagai akuntan dan pernah bekerja sebagai auditor di PwC, menerapkan pendekatan serupa. Dalam pertemuan tersebut, ia menyatakan bahwa keputusan akuisisi yang cepat sebenarnya merupakan hasil dari analisis menyeluruh sebelumnya. 

“Jangan pernah meremehkan jumlah bacaan dan pekerjaan yang dilakukan untuk bersiap bertindak cepat,” ujarnya. 

Ia menambahkan bahwa studi mendalam terhadap calon perusahaan yang diakuisisi sebelum mereka dipasarkan memungkinkan mereka siap bertindak ketika peluang muncul.

Kehati-hatian Buffett dalam menghindari risiko besar juga tercermin dalam sikapnya terhadap derivatif. Abel membagikan pengalaman awalnya saat pertama kali bertemu Buffett, ketika MidAmerican sedang dalam proses akuisisi. 

Baca Juga: Warren Buffett Ungkap 2 Strategi Menyingkirkan Kebiasaaan Buruk yang Bikin Miskin

“Warren sedang melihat laporan keuangan kami,” kenang Abel. 

“Saya menduga akan ada beberapa pertanyaan tentang kinerja bisnis. Namun Warren langsung memeriksa neraca [dan menunjukkan] bahwa kami memiliki beberapa kontrak derivatif.” Abel kemudian mengutip istilah terkenal Buffett tentang derivatif sebagai “senjata pemusnah massal.”

Kekhawatiran Buffett berkaitan dengan praktik-praktik keuangan berisiko yang sebelumnya menjatuhkan perusahaan besar seperti Enron. Abel menjelaskan bahwa derivatif di MidAmerican digunakan untuk melindungi posisi tertentu, bukan untuk spekulasi. 

“Dia ingin mengetahui risiko yang mendasarinya,” jelas Abel. Setelah penjelasan tersebut, Buffett memutuskan untuk membeli MidAmerican.

Sekitar 18 bulan kemudian, krisis energi menyebabkan lonjakan besar harga listrik. Meski banyak pihak meraih keuntungan besar dari derivatif energi, MidAmerican tidak demikian. 

Baca Juga: 6 Cara Warren Buffett dalam Ajarkan Anak Soal Duit, Pas Buat Orang Tua

“Warren punya pertanyaan lanjutan… Saya tahu itu hanya untuk menguji atau memeriksa, [katanya], berapa banyak uang yang kita hasilkan? Apakah posisi spekulatif sudah ada?” kata Abel. 

BERKSHIRE-BUFFETT/

Ia menjawab, “Kami tidak menghasilkan lebih banyak uang daripada enam bulan lalu, karena semua derivatif tersebut benar-benar untuk mendukung bisnis dan bukan spekulatif.” 

Menurut Abel, sikap kehati-hatian tersebut sesuai dengan prinsip Buffett untuk menjaga keberlanjutan jangka panjang.

Ke depan, Abel diperkirakan akan melanjutkan strategi Buffett dalam melakukan investasi dan akuisisi di berbagai sektor untuk menyebar risiko dan menjaga stabilitas portofolio. Ia tidak akan mempertaruhkan perusahaan untuk membeli satu bisnis besar yang berisiko tinggi.

Meski demikian, terdapat kemungkinan perbedaan pendekatan antara Abel dan Buffett. Salah satu kekuatan utama Berkshire selama ini adalah tawaran kebebasan operasional kepada perusahaan yang diakuisisi. 

Baca Juga: Menakar Investasi Warren Buffett di Tengah Resesi: Pilihan Cerdas atau Tidak?

Hal ini menarik bagi pemilik bisnis keluarga yang ingin mempertahankan kendali. Model ini memungkinkan Berkshire membeli bisnis swasta yang menguntungkan dengan harga kompetitif, karena tidak melalui lelang terbuka. Namun, pendekatan tersebut mengorbankan potensi sinergi antar unit usaha.

Abel, dalam pertemuan tersebut, tetap memuji model otonomi ini. “Bisnis Berkshire berjalan sangat otonom, dan hal itu masih berlaku,” katanya. 

Namun, ia memberikan catatan bahwa jika melihat peluang dalam suatu industri, ia tidak ragu untuk membahasnya lebih lanjut. 

Hal ini menunjukkan keterbukaan terhadap pendekatan yang sedikit lebih terintegrasi, khususnya dalam strategi akuisisi oleh anak perusahaan Berkshire di sektor ritel.

Selanjutnya: Staf Hasto Bantah Tenggelamkan Ponsel, tapi Larung Baju untuk Ritual

Menarik Dibaca: Trehaus School Jakarta Sediakan Venue Premium untuk Acara Keluarga & Peryaan Spesial



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×